Kamis 03 Mar 2022 11:04 WIB

Anjing Laut Bantu Peneliti Jepang Kumpulkan Data di Bawah Es Antartika

Peneliti memasangkan helm pada anjing laut untuk survei perairan di Antartika

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Peneliti memasangkan helm pada anjing laut untuk survei perairan di Antartika. Ilustrasi.
Foto: AP
Peneliti memasangkan helm pada anjing laut untuk survei perairan di Antartika. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Seekor anjing laut yang mengenakan helm dengan antena mungkin terlihat tidak biasa. Hanya saja delapan anjing laut Weddell, masing-masing dengan perangkat pemantau seberat 580 gram di kepala, telah membantu peneliti Jepang menyurvei perairan di bawah lapisan es tebal di Antartika.

Dalam proyek penelitian antara Maret dan November 2017 yang merupakan musim dingin di Antartika, anjing laut menggunakan helm di kepala dilengkapi dengan sensor konduktivitas, suhu, dan kedalaman yang dipasang. Alat itu memungkinkan para ilmuwan mengumpulkan data pengamatan, seperti suhu air dan kadar garam, di daerah dengan kondisi lingkungan yang sangat keras.

Baca Juga

Pemimpin proyek Nobuo Kokubun mengatakan penelitian semacam itu membantu para ilmuwan melacak pola perilaku dan ekologi hewan. "Selama musim panas, kita bisa pergi ke Antartika dengan kapal pemecah es untuk melakukan kegiatan penelitian yang sebenarnya sehingga kita bisa mengumpulkan data di sana. Namun selama musim dingin, hal seperti itu tidak bisa dilakukan di banyak tempat," kata Kokubun.

"Akan tetapi bahkan dalam situasi seperti itu, banyak hewan seperti anjing laut yang hidup di wilayah Antartika. Jadi saya pikir kami harus meminta mereka mengumpulkan datanya," kata Kokubun.

Data yang berhasil dikumpulkan dari tujuh anjing laut menunjukkan salah satu dari mereka telah melakukan perjalanan sejauh 633 kilometer dari pantai Stasiun Showa Jepang di Antartika. Sementara yang lain turun ke kedalaman 700 meter.

Menurut Kokubun, para ilmuwan juga belajar dari data bahwa air laut hangat dari lapisan atas di laut terbuka mencapai Antartika dari Maret hingga musim dingin tahun itu. Air mengalir di bawah es, membawa makhluk laut seperti krill Antartika, sumber makanan utama bagi anjing laut.

Kokubun selanjutnya berharap untuk membuat perangkat yang cukup kecil untuk muat pada hewan lain di Kutub Selatan seperti penguin. Perangkat ini bertujuan untuk meneliti lebih lanjut dampak pemanasan global di wilayah pesisir Antartika.

"Kelebihannya dengan penguin adalah mereka kembali ke tempat yang sama dan kami dapat mengumpulkan data dari mereka dengan segera. Selain itu, kami dapat menggunakan perangkat pada penguin dalam jumlah besar sehingga dapat mencakup area yang luas,” jelas Kokubun.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement