Rabu 05 Jan 2022 05:00 WIB

Astronom Deteksi Objek Misterius yang Picu Cahaya Bintang Meredup

Astronom menduga objek berdebu itu akan menjadi planet yang hancur.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Langit malam berbintang/ilustrasi
Foto: Pixabay
Langit malam berbintang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom baru saja menemukan objek berdebu aneh yang mungkin menyebabkan bintang induknya meredup hingga 75 persen. Seringkali, ketika kita melihat sesuatu yang menghalangi cahaya dari bintang, objek itu  adalah exoplanet atau asteroid.

Namun dalam kasus ini, cara objek menghalangi cahaya dari bintangnya tidak dapat dijelaskan dengan salah satu opsi. Objek ini menghalangi bintangnya secara tidak menentu. 

Baca Juga

Objek yang menghalangi ini dikenal sebagai TIC 400799224. Menurut pengamatan, objek ini tampaknya mengeluarkan banyak sekali debu. TIC 400799224 mengorbit sistem bintang sekitar 2.300 tahun cahaya dan pertama kali terdeteksi oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS), yang sedang berburu planet kecil di sekitar bintang tetangga kita.

Menggunakan kecerdasan buatan untuk menyaring data yang dikumpulkan oleh TESS, para astronom secara tidak sengaja menemukan TIC 400799224. Astronom menemukan objek ini karena awan debunya menyebabkan bintangnya mengalami penurunan kecerahan yang cepat hampir 25 persen selama beberapa jam, diikuti oleh beberapa variasi kecerahan yang dapat diartikan sebagai gerhana.

Ini biasanya menandakan planet yang hancur atau benda yang mengorbit sedang dipecah dan melepaskan debu, sesuatu yang ingin dipelajari lebih lanjut oleh para ilmuwan. Tetapi setelah melihat kembali melalui enam tahun data pada objek misterius, tim menemukan bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi.

Pertama, TIC 400799224 tidak mengorbit sistem bintang tunggal. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan itu mengorbit sistem bintang biner, di mana salah satu bintang berdenyut dengan periode 19,77 hari. Sementara periodisitas itu tampaknya cukup andal, objek yang meredupkan cahaya itu tidak menentu dalam bentuk, kedalaman, dan durasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement