Selasa 14 Dec 2021 13:12 WIB

Lapisan Es Gletser Sepanjang 120 Km Antartika Terancam Runtuh dalam 5 Tahun

Gletser Thwaites jika runtuh bisa menaikkan permukaan laut hingga 65 cm.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Gletser mencair (ilustrasi)
Foto:

Kombinasi pukulan yang mematikan dari pencairan dari bawah, es yang pecah dan kehilangan cengkeramannya pada titik yang menjepit ini mendorong lapisan es untuk segera runtuh, hanya dalam tiga hingga lima tahun, kata Erin Pettit, ahli glasiologi di Oregon State University di Corvallis.

“Runtuhnya lapisan es ini akan mengakibatkan peningkatan langsung kenaikan permukaan laut, cukup tepat. Ini sedikit meresahkan,” kata Pettit. 

Data satelit menunjukkan bahwa selama 30 tahun terakhir, aliran Gletser Thwaites melintasi daratan dan menuju laut hampir dua kali kecepatannya. Runtuhnya “Doomsday Gletser” ini akan mengubah permukaan laut secara signifikan.

Runtuhnya gletser juga akan mengganggu kestabilan gletser Antartika Barat lainnya, menyeret lebih banyak es ke laut dan menaikkan permukaan laut lebih banyak lagi. 

“Itu menjadikan Thwaites tempat paling penting untuk belajar tentang kenaikan permukaan laut dalam waktu dekat,” kata Scambos.

Jadi pada 2018, para peneliti dari Amerika Serikat dan Inggris memulai proyek lima tahun bersama untuk mempelajari gletser secara intensif dan mencoba mengantisipasi masa depan yang akan datang dengan menanam instrumen di atas, di dalam, di bawahnya, serta di lepas pantainya. 

Pendekatan tanpa henti untuk mempelajari Thwaites ini. Para ilmuwan juga telah melihat bagaimana naik turunnya pasang surut air laut dapat mempercepat pencairan, dengan memompa air hangat lebih jauh ke bawah es dan menciptakan saluran pencairan baru dan celah-celah di bagian bawah es. 

Ketika Thwaites dan gletser lainnya mundur ke daratan, ilmuwan telah merenungkan apakah ini mungkin membentuk tebing es yang sangat tinggi di sepanjang tepi lautan. Potensi jatuhnya balok es yang begitu besar ke laut dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut yang sangat cepat, hipotesis yang dikenal sebagai ketidakstabilan tebing es laut.

 

Seberapa besar kemungkinan keruntuhan seperti itu bergantung pada pemahaman fisika dan dinamika perilaku es, sesuatu yang secara historis sangat sedikit diketahui oleh para ilmuwan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement