REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO -- Hancurnya gletser Antartika Barat menimbulkan ancaman terbesar di dunia untuk menaikkan permukaan laut sebelum 2100. Kabar buruknya, lapisan es yang menahannya dari laut terancam bisa runtuh dalam tiga hingga lima tahun. Para ilmuwan melaporkan hal ini pada Senin (13/12) di pertemuan musim gugur American Geophysical Union di New Orleans.
“Gletser Thwaites adalah salah satu gletser terbesar dan tertinggi di Antartika, sangat besar,” kata Ted Scambos, ahli glasiologi di Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences yang berbasis di Boulder, Colorado, kepada wartawan, dilansir dari Science News, Selasa (14/12).
Gletser tersebut membentang 120 kilometer dan memiliki kira-kira seukuran Florida. Jika semuanya jatuh ke laut, itu akan menaikkan permukaan laut hingga 65 sentimeter, atau lebih dari dua kali. Saat ini, pencairannya bertanggung jawab atas sekitar empat persen kenaikan permukaan laut global.
Sebagian besar gletser akan kehilangan cengkeramannya yang lemah di dasar laut. Para peneliti mengatakan itu akan secara dramatis mempercepat penurunannya ke arah laut.
Sejak sekitar 2004, sepertiga bagian timur Thwaites telah disangga oleh lapisan es yang mengambang, perpanjangan gletser yang menjorok ke laut. Saat ini, bagian bawah lapisan es itu bersarang di gunung bawah laut yang terletak sekitar 50 kilometer lepas pantai. Titik pin itu pada dasarnya membantu menahan seluruh massa es di tempatnya.
Namun, data yang dikumpulkan oleh para peneliti di bawah dan di sekitar rak dalam dua tahun terakhir menunjukkan bahwa penyangga tidak akan bertahan lebih lama. Air laut yang hangat tak terhindarkan menggerogoti es dari bawah.
Saat lapisan es gletser kehilangan massa, ia mundur ke daratan. Pada akhirnya lapisan es gletser akan mundur sepenuhnya di belakang gunung bawah laut yang menjepitnya di tempatnya. Retakan dan celah-celah yang melebar oleh air ini dengan cepat mengular menembus es seperti retakan di kaca depan mobil, menghancurkan dan melemahkannya.