Sementara itu, Regional Partner Manager UiPath Indonesia Pieter Harianto menuturkan RPA bukan identik dengan robot-robot yang ada di pabrik. Tetapi UiPath RPA ini adalah perangkat lunak (software) yang harus diinstal di laptop maupun desktop, atau juga di server.
“Sebelum bisa kerja, kita harus buat workflownya dulu. Jadi kita harus develop dulu di komputer kita menggunakan studionya UiPath,” ujar Pieter.
Contoh penggunaan UiPath RPA
Ada dua perusahaan yang menggunakan solusi UiPath RPA di Indonesia, yakni Telkomsel dan Bank Mega. Telkomsel sudah menjadi pelanggan UiPath sejak 2019. Di perusahaan ini, UiPath RPA digunakan untuk menangani pemrosesan faktur.
Senior Account Director UiPath Indonesia Kevin Ono mengatakan ketika Telkomsel memiliki faktur, AI UiPath benar-benar akan membaca dokumen. AI akan mengambil dan menyimpan informasi dari dokumen tersebut ke dalam file Word, Excel atau bentuk file apa pun yang dibutuhkan, kemudian memasukkannya ke dalam database.
Hasilnya 3.000 faktur per bulan sekarang diselesaikan oleh robot dan hanya kurang dari 10 persen dari total yang perlu diperiksa secara manual (kasus pengecualian).
“Jadi 90 persen faktur diproses oleh UiPath RPA dan 10 persen adalah kasus khusus yang masih harus ditangani oleh tim pemroses faktur. Tapi intinya adalah ada 90 persen lebih sedikit pekerjaan dan karyawan ini sekarang punya waktu untuk melakukan hal-hal lain, untuk mendapatkan tugas lain yang lebih penting yang berkaitan dengan Telkomsel,” kata Kevin.