Rabu 01 Dec 2021 15:02 WIB

Mengenal Chinotto, Malware Ganas Targetkan Pembelot Korut

Chinotto mampu mengendalikan dan mengekstrak informasi sensitif dari targetnya.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Terinfeksi Malware. Ilustrasi. Kaspersky menemukan malware yang sebelumnya tidak dikenal bernama Chinotto. Malware ini menargetkan pembelot Korea Utara dan aktivis hak asasi manusia.
Foto:

 

Selanjutnya, komputer yang diselidiki, terinfeksi malware PowerShell, dan peneliti Kaspersky menemukan bukti bahwa penyerang telah mencuri data dan melacak tindakan korban selama berbulan-bulan. Meskipun para ahli Kaspersky tidak dapat memperkirakan dengan tepat berapa banyak dan data apa saja yang dicuri, mereka tahu bahwa operator malware mengumpulkan tangkapan layar dan mengekstraknya antara Juli dan Agustus 2021.

Awalnya, penyerang menggunakan akun Facebook korban yang telah dicuri untuk menghubungi kenalan korban, yang juga menjalankan bisnis terkait Korea Utara. Setelah itu, mereka menggunakan koneksi tersebut untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitasnya dan kemudian menyerang target dengan email spear-phishing yang berisi dokumen Word berbahaya yang dijuluki “situasi terbaru Korea Utara dan keamanan nasional kita (North Korea’s latest situation and our national security)”.

Dokumen ini menyertakan makro berbahaya dan muatan untuk proses infeksi multi-tahap. Makro tahap pertama dengan memeriksa keberadaan solusi keamanan Kaspersky di mesin korban.

Jika diinstal pada sistem, makro memungkinkan akses kepercayaan untuk Visual Basic Application (VBA). Dengan demikian, Microsoft Office akan mempercayai semua makro dan menjalankan kode apa pun tanpa menunjukkan peringatan keamanan atau memerlukan izin pengguna.

Jika tidak ada perangkat lunak keamanan Kaspersky yang diinstal, makro langsung melanjutkan untuk mendeskripsi muatan tahap berikutnya. Setelah infeksi awal ini, penyerang mengirimkan malware Chinotto dan kemudian dapat mengontrol dan mengekstrak informasi sensitif korban.

Selama analisis, para ahli Kasperksy juga mengidentifikasi empat korban lainnya, semuanya berlokasi di Korea Selatan, dan server web yang disusupi yang telah digunakan sejak awal 2021. Menurut penelitian, target ancaman adalah individu, bulan perusahaan atau organisasi tertentu.

 

“Banyak jurnalis, pembelot, dan aktivis hak asasi manusia menjadi sasaran serangan siber yang canggih,” komentar Seongsu Park, peneliti keamanan senior di Global Research and Analysis Team (GReAT), Kaspersky, melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (1/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement