Amiloid beta secara alami ada sebagai molekul fleksibel seperti dalam larutan, yang dapat bergabung membentuk serat dan plak. Protein itu dianggap berperan dalam siklus tidur, tetapi fungsi pastinya di otak tidak dipahami dengan baik.
Pada penyakit Alzheimer, sebagian besar molekul seperti tali ini menjadi pendek atau terpotong, sehingga beberapa ilmuwan sekarang berpikir bentuk-bentuk ini adalah kunci untuk perkembangan penyakit. Dalam beberapa dekade terakhir, sebagian besar perawatan eksperimental berfokus pada upaya membersihkan plak dari otak.
Peneliti dari University Medical Center Göttingen, Thomas Bayer, mengatakan, sejauh ini tidak ada yang berhasil mengurangi gejala Alzheimer. Timnya pun mencoba mengambil pendekatan yang berbeda.
"Kami mengidentifikasi antibodi pada tikus yang akan menetralkan bentuk terpotong dari amiloid beta terlarut, tetapi itu tidak akan mengikat bentuk normal protein atau plak," ujar Bayer.
Badan amal penelitian medis Inggris, LifeArc mengadaptasi antibodi tikus sehingga tidak akan ditolak oleh sistem kekebalan manusia. Para peneliti di University of Leicester kemudian mempelajari bagaimana antibodi itu mengikat protein. Mereka terkejut menemukan protein telah terlipat kembali menjadi bentuk jepit rambut, hal belum pernah terlihat sebelumnya dalam beta amiloid.