Ahad 31 Oct 2021 00:37 WIB

Ilmuwan Ungkap Sinyal Radio Misterius dari Proxima Centauri

Ilmuwan menangkap sinyal palsu dari Proxima Centauri.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Proxima Centauri.
Foto: wikipedia
Proxima Centauri.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tahun lalu, ilmuwan melaporkan adanya bukti sinyal radio luar angkasa dari Proxima Centauri, bintang terdekat dengan Bumi. Kini, ilmuwan mengatakan bahwa sinyal radio itu kemungkinan hanya gangguan dari teknologi manusia.

Sinyal misterius pertama kali terdeteksi pada 2020 oleh proyek Breakthrough Listen. Projek ini mencari alien dengan cara berburu gelombang radio dan bukti lain dari teknologi luar angkasa. Inisiatif ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teleskop radio terbesar di dunia untuk menangkap data di seluruh petak spektrum radio yang luas ke arah berbagai target langit.

Baca Juga

Salah satu target Breakthrough Listen adalah Proxima Centauri. Bintang yang terletak lebih dari 4 tahun cahaya dari Bumi itu merupakan bintang kerdil merah yang memiliki dua eksoplanet.

Para peneliti memindai Proxima Centauri melintasi rentang frekuensi 700 megahertz hingga 4 gigahertz dengan resolusi 3,81 hertz. Ini setara dengan menyetel lebih dari 800 juta saluran radio sekaligus, dengan sensitivitas yang luar biasa.

Menggunakan Teleskop Parkes di Australia, salah satu teleskop terbesar di belahan Bumi Selatan, sejak 2016 para ilmuwan telah mendeteksi lebih dari 4,1 juta rentang frekuensi yang memiliki tanda-tanda sinyal radio yang berpotensi signifikan. Namun, setelah analisis selanjutnya, sebagian besar serangan seperti itu biasanya merupakan emisi dari teknologi manusia di Bumi.

Dilansir dari Space, Selasa (26/10), secara khusus, para peneliti mencari sinyal radio yang mungkin berasal dari Proxima Centauri berdasarkan dua kriteria utama. Pertama, mereka melihat apakah frekuensi sinyal terus berubah dari waktu ke waktu. 

Kedua, para peneliti menentukan apakah sinyal yang tersisa tampaknya berasal dari arah Proxima Centauri. Untuk menentukan ini, teleskop menunjuk ke arah bintang dan kemudian menjauh, mengulangi pola “hidup-mati” ini beberapa kali. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement