Temuan ini menunjukkan bahwa upaya jaga jarak fisik saja tidak cukup untuk mencegah terjadinya penularan. Pencegahan Covid-19 juga perlu diiringi dengan penggunaan masker serta ventilasi udara yang baik bila berada di dalam ruangan.
Untuk mengetahui hal ini, peneliti membangun model untuk mempelajari aliran cairan dan gas. Model ini dibangun dengan memanfaatkan program komputer agar dapat menciptakan simulasi dinamika batuk di dalam ruangan secara akurat.
Beberapa faktor yang tampak memengaruhi penyebaran virus secara signifikan adalah ventilasi udara, postur tubuh, dan penggunaan masker. Sedangkan faktor yang tampak tidak begitu memengaruhi penyebaran adalah usia dan jenis kelamin.
Menurut tim peneliti dari McGill University, Universite de Sherbrooke, Texas A&M University, dan Northern Illinois University ini, batuk merupakan sumber penyebaran utama virus airborne dari individu yang bergejala. Peneliti mengungkapkan bahwa studi terbaru ini semakin menambah pemahaman mengenai bagaimana partikel menular bisa menyebar dari satu sumber ke sekitarnya. Dengan pemahaman ini, pemerintah dan pembuat kebijakan dapat membuat panduan yang lebih baik lagi.
"(Temuan ini) dapat membantu pembuat kebijakan dan pemerintah membuat keputusan berdasarkan fakta mengenai panduan penggunaan masker dan jaga jarak di situasi dalam ruangan," ujar mantan mahasiswa doktoral di bawah pengawasan Profesor Agus Sasmito di McGill university, Saad Akhtar, seperti dikutip dari Times Now News, Selasa (12/10)