Kamis 07 Oct 2021 11:59 WIB

Mengenal Periset Perubahan Iklim yang Dapat Nobel 2021

Peraih Nobel Fisika tahun ini mendapat penghargaan untuk sains yang sangat kompleks.

Dari kiri ke kanan: Syukuro Manabe, Klaus Hasselmann dan Giorgio Parisi, tiga ilmuwan peraih Penghargaan Nobel Fisika 2021
Foto:

Ilmu yang rumit menjadi lebih sederhana

Peraih Nobel Fisika tahun ini mendapat penghargaan untuk sains yang sangat kompleks. Namun, pada intinya ada keinginan untuk menerjemahkan sistem yang kompleks dan acak, tidak teratur, seperti peristiwa cuaca ekstrem di planet kita, menjadi bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami.

Thors Hans Hansson, seorang Profesor Fisika Teoritis dan ketua Komite Nobel Fisika mengatakan bahwa itulah fisika. Ini bukan hanya tentang menggambarkan arus listrik yang mengalir melalui lampu untuk menghasilkan cahaya. Atau orbit bumi yang berbentuk elips mengelilingi matahari.

"Ini tentang menggunakan "teori dasar materi untuk menjelaskan fenomena dan proses kompleks, seperti bagaimana terbentuknya struktur kaca atau perkembangan iklim bumi," kata Hansson.

Hal  itu membutuhkan "intuisi yang dalam" dan "kecerdasan matematika," kata Hanssen, seraya menambahkan pemenang tahun ini adalah "master sejati." 

Karya Nobel Fisika 2021

Pertama, Syukuro Manabe, yang pada 1960-an mulai bekerja untuk menunjukkan bagaimana peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi.

Sekitar 10 tahun kemudian, Klaus Hasselmann menciptakan model yang menghubungkan cuaca dan iklim. Karya ini menjelaskan mengapa model iklim dapat diandalkan meskipun cuaca berubah dan kacau.

Mungkin, yang paling penting bagi non-ilmuwan, Hasselmann mengembangkan metode untuk mengidentifikasi fenomena alam mana dan aktivitas manusia mana yang meninggalkan jejak pada iklim global kita.

"Metodenya telah digunakan untuk membuktikan bahwa peningkatan suhu di atmosfer disebabkan oleh emisi karbon dioksida manusia," tulis Komite.

Kemudian pada 1980-an, Giorgio Parisi menemukan "pola tersembunyi dalam materi kompleks yang tidak teratur". Temuan ilmiah itu berkontribusi pada teori umum sistem kompleks.

Pekerjaan Parisi mungkin tampak tidak berhubungan dengan ilmu iklim, tetapi iklim adalah salah satu sistem yang paling kompleks. Kita menggunakan matematika dan semakin banyak pembelajaran mesin untuk memahaminya dengan lebih baik.

"Penemuan [ini] menunjukkan bahwa pengetahuan kita tentang iklim bertumpu pada dasar ilmiah yang kuat," kata Hanssen.

Penghargaan berusia 120 tahun

Ini adalah Penghargaan Nobel ke-120. Dan dari waktu ke waktu, komite penghargaan ini memupuk reputasi lewat penetapan amat rahasia dan ketat. Sangat sering memberikan penghargaan kepada lebih dari satu orang tetapi maksimal tiga orang.

Komite Penghargaan Nobel secara tegas mengatakan, jika pada tahun mana pun dianggap tidak ada nominasi yang layak, mereka berhak untuk membiarkan hadiah uang bergulir ke tahun berikutnya.

Pemenang tahun ini menerima hadiah uang tunai 10 juta Krona Swedia (Rp 16 miliar), Medali Nobel dan berbagai pernak-pernik lainnya. Namun, mereka harus menunggu hingga 10 Desember, karena tradisi pembagian hadiah diberikan pada acara jamuan makan malam di Stockholm.

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/peraih-nobel-fisika-2021/a-59419965

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement