Lebih lanjut, penelitian ini juga menunjukkan bahwa mikrobiota yang berubah pada pasien yang bergejala berdampak pada respons imun mereka terhadap virus. Individu yang bergejala memiliki dua spesies bakteri dengan jumlah yang jauh lebih tinggi, termasuk Cutibacterium.
Bakteri Cutibacterium umumnya ditemukan pada kulit dan berhubungan dengan jerawat, infeksi jantung, dan infeksi bahu setelah operasi. Sebaliknya, ada sedikit lebih rendah dari bakteri lain, bukan bakteri yang dipelajari dengan baik.
Mikrobiota dari kedua kelompok yang terinfeksi, baik simtomatik maupun asimtomatik, memiliki bakteri tingkat tinggi, seperti Cyanobacteria. Bakteri yang juga dikenal sebagai ganggang biru-hijau itu dapat ditemukan di air yang terkontaminasi dan merupakan penghuni mikrobioma pada manusia untuk mengatur respons imun.
Bakteri itu biasanya memasuki tubuh melalui permukaan mukosa, seperti yang ada di hidung. Ia diketahui menyebabkan pneumonia dan kerusakan hati.