Temuan tersebut mengindikasikan bahwa infeksi Covid-19 dan GBS mungkin tidak memiliki hubungan yang kuat. Akan tetapi, studi ini mendapati bahwa infeksi Covid-19 bisa memicu pasien mengalami gangguan tersebut.
GBS juga sempat dikaitkan dengan vaksinasi Covid-19. Eropa telah menambahkan GBS sebagai salah satu efek samping yang sangat langka dari vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson juga telah menambahkan GBS ke dalam daftar efek sampingnya. Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson dibuat dengan teknologi yang sama seperti vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Sebuah studi dalam jurnal Annals of Neurology pada Juni lalu sempat menyebutkan varian tak biasa dari GBS yang ditandai dengan kelemahan wajah yang menonjol. Mereka menemukan tujuh kasus serupa di wilayah Kerala, India. Kasus-kasus tersebut terjadi dalam waktu dua pekan sejak vaksinasi dosis pertama.
"Enam dari tujuh pasien berkembang menjadi quadriplegia areflexic dan membutuhkan dukungan mesin ventilator," ungkap Boby Varkey Maramattom dari Department of Neurology di Kochi, Kerala, seperti dilansir Times Now News, Jumat (24/9).