Senin 20 Sep 2021 14:10 WIB

Carina Joe, Ilmuwan Pengembang AstraZeneca dari Indonesia

Carina Joe ingin menjadi pimpinan perusahaan yang sediakan obat untuk negara miskin.

Carina Joe
Foto:

Menjawab kecemasan atas efek vaksin

Kini vaksin AstraZeneca disetujui untuk digunakan di 178 negara. Namun tidak sedikit ada orang-orang yang masih takut untuk divaksin.

Syamsir Alamsyah warga Indonesia yang tinggal di Bonn, Jerman awalnya sempat ragu, divaksin atau tidak vaksin? Pertanyaan itu menggelayut di benaknya karena ragam alergi yang dideritanya selama ini. Dia akhirnya memutuskan untuk divaksin, setelah berkonsultasi ke dokter.

"Saya sebenarnya mau saja divaksin, tapi ragu-ragu karena dari 21 jenis alergi yang diteskan dulu di tubuh saya, diketahui bahwa saya punya 11 macam alergi. Banyak, bukan? Tetapi setelah saya berpikir panjang, saya putuskan untuk konsultasi dengan dokter dulu agar dia dapat memeriksa terlebih dahulu vaksin mana yang cocok untuk tubuh saya yang banyak alergi ini, vaksin apa yang terbaik buat jenis tubuh seperti saya," papar Syamsir.

Analis vaksin asal Indonesia yang tinggal di Jerman, Anastasia Maharani meminta agar masyarakat agar tidak perlu khawatir berlebihan akan efek dari vaksin COVID-19. Efek samping vaksin menurutnya hal yang normal.

"Kalau ingat dulu itu waktu kita kecil di vaksin itu pasti ada reaksinya, misal badan panas, terus demam itu hal yang wajar jika divaksin. Vaksin itu adalah proses imunitas tubuh kita berkenalan dengan penyakit, gampangnya kalau bisa kita sakit flu, tidak divaksin saja kita sakit, misalnya kita sakit flu, terasa pusing, demam itu tandanya itu tubuh kita sedang perang melawan penyakit," kata perempuan yang bekerja di lembaga farmasi di Jerman ini.

Efek Samping

Carina Joe menjelaskan efek vaksin beragam. Mungkin ada efek yang normal, mungkin ada pula efek yang agak berat. Namun menurutnya angka pembekuan darah, angkanya sangat rendah sekali. Ia mengatakan banyaknya empiris saat uji klinis, tidak menemukan adanya pembekuan darah.

Ketika diuji dari 20 ribu orang di Inggris, Afrika Selatan dan Belanda dan 50 ribu orang di AS, tidak ditemukan adanya efek samping pembekuan darah. Sebab, angkanya sangat rendah sekali.

"Pada saat sekarang, kita sudah mendeteksi dini, bagaimana caranya mendeteksi gejala dari pembekuan darah tersebut, agar kita dapat memberikan pengobatan lebih awal. Jadi, tidak akan terlalu parah efek sampingnya. Saya juga divaksinasi AstraZeneca, kalau tidak ingin efek sampingnya seperti itu, dianjurkan dokternya meminum parasetamol," kata dia.

Menangkal varian baru

Kini menyeruaknya varian baru COVID-19, masyarakat kembali dihantui kecemasan. Namun Carina menjelaskan, menurut data dari Inggris dan Kanada, vaksin yang sudah diterima di negara tersebut, masih sangat efektif untuk menanggulangi varian Delta. Efektivitas untuk mencegah ke rumah sakit, sakit yang parah, atau mencegah angka kematian di atas 90 persen ke atas.

Meski dikenal sebagai pakar vaksin, Carina Joe mengaku tidak tahu kapan pandemi COVID-19 akan berakhir. "Tidak bisa memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir. Jadi yang saya bisa, memberikan masukan dan saran kepada orang. Kalau pandemi ini ingin berakhir, masyarakat harus mengikuti protokol kesehatan dari Pemerintah dan mengikuti program vaksinasi. Hal tersebut adalah cara kita untuk keluar dari pandemi," kata dia.

 

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/obat-dan-vaksin-untuk-semua/a-59054735

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement