REPUBLIKA.CO.ID, TIBET -- Tim arkeolog internasional menemukan karya seni berupa jejak tangan dan jejak kaki kuno di dataran tinggi Tibet. Jejak ini kemungkinan dibuat oleh anak-anak berusia 7 tahun dan 12 tahun.
Tim berpendapat bahwa jejak ini merupakan contoh paling awal dari seni parietal. Seni parietal adalah lukisan, gambar, dan ukiran di permukaan batu, semacam hal yang akan Anda temukan di gua, meskipun jejak Tibet tidak ada di gua.
Batu kapur yang jejaknya tercetak berasal dari sekitar tahun 169 ribu dan 226 ribu SM. Ini akan menjadikan situs tersebut sebagai contoh paling awal yang diketahui saat ini dari jenis seni ini di dunia.
Dilansir di Science Alert, Rabu (15/9), temuan ini memberikan bukti paling awal bagi manusia dan anggota Homogenus (hominin) lainnya di dataran tinggi Tibet. Penemuan ini juga menambah penelitian yang mengidentifikasi anak-anak sebagai beberapa seniman paling awal.
Bentuk tangan banyak ditemukan di gua-gua prasejarah. Biasanya tangan digunakan sebagai stensil, dengan pigmen tersebar di sekitar tepi tangan.
Gua-gua di Sulawesi, Indonesia atau di El Castillo di Spanyol memiliki beberapa contoh bagus dan merupakan gua tertua yang diketahui hingga saat ini.
Di Quesang, tinggi di dataran tinggi Tibet, tim arkeolog yang dipimpin oleh David Zhang dari Universitas Guangzhou menemukan tangan dan jejak kaki terawetkan di travertine dari sumber air panas.
Travertine adalah batu kapur air tawar, sering digunakan sebagai ubin kamar mandi, dan dalam hal ini diendapkan dari air panas yang diberi makan oleh panas bumi.
Kerak kapur yang menumpuk di ketel Anda memberikan analogi untuk ini. Saat lunak, travertine memiliki kesan, tetapi kemudian mengeras menjadi batu.