Ahad 05 Sep 2021 10:39 WIB

Komodo Masuk Daftar Hewan Terancam Punah

Kenaikan air laut mempengaruhi 30 persen komodo selama 45 tahun ke depan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu komodo yang ada di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (19/9).
Foto:

Tingkat yang Mengkhawatirkan

Pembaruan Daftar Merah satwa liar juga memperingatkan penangkapan ikan berlebihan mengancam hampir dua per lima spesies hiu. Survei ikan hiu dan ikan pari paling komprehensif mengungkapkan 37 persen dari 1.200 spesies yang dievaluasi sekarang diklasifikasikan sebagai terancam punah. Hewan-hewan ini masuk adalam katagori  “rentan (vulnerable) ”, “terancam punah (endangered) ” atau “sangat terancam punah critically endangered)”.

Profesor Universitas Simon Fraser Nicholas Dulvy mengatakan jumlah itu merupakan sepertiga lebih banyak spesies yang berisiko daripada hanya tujuh tahun lalu. Dulvy juga menjadi penulis utama studi yang diterbitkan pada Senin (30/8) yang mendukung penilaian Daftar Merah.

“Status konservasi kelompok secara keseluruhan terus memburuk dan risiko kepunahan secara keseluruhan meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan,” katanya kepada AFP.

Lima spesies ikan hiu todak,yang moncong bergeriginya tersangkut di alat tangkap dibuang dan hiu mako sirip pendek yang ikonik termasuk di antara yang paling terancam.

 

“Ikan Chondrichthyan, kelompok yang sebagian besar terdiri dari hiu dan pari, penting bagi ekosistem, ekonomi dan budaya,” kata Sonja Fordham, presiden Shark Advocates International dan rekan penulis studi, mengatakan kepada AFP.

Pemulihan

Pemulihan paling spektakuler terlihat pada tuna sirip biru Atlantik yang melompat dari “terancam punah” (endangered) di tiga kategori ke zona aman “berisiko rendah ”(least concern). Spesies tersebut-yang menjadi andalan sushi kelas atas di Jepang- terakhir dinilai pada 2011.

“Ini menunjukkan konservasi berhasil-ketika kita melakukan hal yang benar, suatu spesies dapat meningkat,” kata Jane Smart, direktur global Kelompok Konservasi Keanekaragaman Hayati IUCN, dilansir dari Phys, Ahad (5/9).

 

“Tapi kita harus tetap waspada. Ini tidak berarti kita bisa bebas menangkap semua spesies tuna ini,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement