Kwong mengatakan, saat ini kerja sama dengan ilmuwan perilaku, ekonom, pakar kesehatan masyarakat, dan tokoh agama terus dilakukan untuk merancang cara mempromosikan penggunaan masker di tingkat masyarakat. Studi tersebut membuat 600 warga desa memiliki pusat distribusi masker dan promosi kebijakan dengan melibatkan tokoh-tokoh terkenal Bangladesh, seperti perdana menteri, atlet, dan imam.
Para tokoh terkenal Bangladesh tersebut menyampaikan pentingnya penggunaan masker sekaligus menjelaskan hal terkait ini. Selain itu, orang-orang yang tidak mengenakan masker atau menjaga jarak sosial secara teratur diingatkan untuk melakukannya.
Di desa-desa tanpa intervensi, sekitar 13 persen orang memakai masker dengan benar dibandingkan dengan 42 persen di desa dengan bimbingan. Jarak sosial hanya sedikit membaik dengan 24,1 persen di desa kontrol dibandingkan 29,2 persen di desa intervensi.
"Ini signifikan secara statistik dan kami percaya, mungkin perkiraan rendah dari efektivitas masker bedah di lingkungan masyarakat," jelas Styczynski.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
