Senin 30 Aug 2021 17:08 WIB

Perubahan Iklim Picu Banjir Besar Lebih Sering Terjadi

Sedikitnya 190 orang meninggal karena banjir di Eropa.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
 Puing-puing terlihat di daerah yang terkena banjir akibat hujan deras di Schuld, Jerman, 20 Juli 2021.
Foto:

 

Friederike Otto, direktur asosiasi Institut Perubahan Lingkungan Universitas Oxford, mengatakan banjir yang terjadi menunjukan bahwa bahkan negara-negara maju tidak aman dari dampak parah cuaca ekstrem yang kita ketahui memburuk dengan perubahan iklim.

"Ini adalah tantangan global yang mendesak dan kita perlu melangkah ke sana. Ilmunya jelas dan sudah bertahun-tahun,” kata dia. 

Dengan menganalisis pola curah hujan lokal di seluruh Eropa Barat, penulis studi mampu memperkirakan kemungkinan peristiwa serupa dengan banjir bulan lalu terjadi lagi. Mereka menemukan, peristiwa serupa dapat diperkirakan terjadi di daerah mana pun sekitar sekali dalam 400 tahun pada tingkat pemanasan saat ini. Ini berarti beberapa peristiwa dalam skala besar mungkin terjadi.

"Itu adalah peristiwa yang sangat langka. Di sisi lain itu sudah menjadi lebih mungkin dari sebelumnya dan itu akan menjadi lebih mungkin di masa depan,” kata Maarten van Aalst, direktur Pusat Iklim Bulan Sabit Merah Palang Merah Internasional.

Para ilmuwan mengatakan mereka fokus pada curah hujan dalam penelitian ini karena data ketinggian sungai hilang setelah beberapa stasiun pengukuran hanyut terbawa banjir. Van Aalst mengatakan penelitian ini harus menjadi alarm bagi semua orang.

 

"Peningkatan risiko yang kami temukan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang perlu kami kelola tentang manajemen risiko banjir, tentang kesiapsiagaan, tentang sistem peringatan dini. Sayangnya, orang cenderung bersiap untuk bencana terakhir,” ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement