Sabtu 28 Aug 2021 12:21 WIB

Studi: Varian Delta Dua Kali Lipat Naikkan Risiko Rawat Inap

Tanpa adanya vaksinasi, varian delta akan jadi beban berat bagi layanan kesehatan.

Petugas kesehatan merawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Dr. Suyoto, Jakarta, Indonesia, Kamis, 29 Juli 2021. Indonesia mengalami gelombang dahsyat kasus Covid-19 yang dipicu oleh varian delta yang pertama kali terdeteksi di India.
Foto:

Studi itu berdasarkan pada kasus periode Maret-Mei, yakni selama tahap awal kampanye vaksinasi Covid-19 Inggris. Dengan begitu, peneliti tidak dapat menaksir risiko lainnya bagi orang yang tidak divaksinasi atau yang baru mendapatkan dosis awal.

Sementara itu, sebuah studi kesehatan masyarakat di Inggris menemukan perlindungan dua vaksin Covid-19 yang paling umum digunakan terhadap varian delta di sana, Pfizer dan AstraZeneca, melemah dalam waktu tiga bulan. Studi juga menemukan mereka yang terinfeksi setelah menerima dua suntikan vaksin Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca mungkin berisiko lebih besar menular bagi orang lain daripada varian virus corona sebelumnya.

Studi yang diadakan University of Oxford itu menemukan, 90 hari setelah suntikan kedua vaksin Pfizer atau AstraZeneca, kemanjurannya dalam mencegah infeksi masing-masing turun menjadi 75 persen (dari awalnya 85 persen) dan 61 persen (dari awalnya 68 persen). Penurunan masing-masing terlihat dua pekan setelah dosis kedua.

Hasil ini diketahui berdasarkan lebih dari tiga juta usap hidung dan tenggorokan yang diambil di seluruh Inggris. Penurunan kemanjuran lebih menonjol di antara mereka yang berusia 35 tahun ke atas daripada mereka yang berusia di bawah itu.

"Kedua vaksin ini, dengan dua dosis, masih bekerja dengan sangat baik melawan delta. Namun, ibarat Anda memulai perjalanan, perjalanan Anda masih panjang," kata profesor statistik medis dan kepala penyelidik Oxford untuk studi ini, Sarah Walker, dilansir Reuters pada Kamis (19/8).

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement