REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian yang dilakukan pada anak remaja berusia 12 hingga 15 tahun menunjukkan bahwa hanya sedikit yang mengalami efek samping pasca vaksinasi untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Secara khusus, studi dilakukan dengan menguji produk vaksin dari Pfizer.
Para ahli mengatakan bahwa remaja di atas usia 12 tahun harus diberikan vaksin. Hal itu karena mereka akan bertemu dengan banyak orang saat kembali ke sekolah dan mengikuti kegiatan belajar mengajar langsung, di mana kondisi ini membuat potensi penularan dapat terjadi dengan mudah.
Di Inggris, pihak berwenang mengatakan bahwa anak berusia 12 hingga 15 tahun bisa mendapatkan vaksin Covid-19 mulai 6 September mendatang. Sebelumnya, sempat terjadi perdebatan mengenai efek samping vaksin pada kelompok usia tersebut.
Penelitian menunjukkan anak-anak di usia 12 hingga 15 tahun yang dianggap rentan terhadap Covid-19 tidak mengalami efek samping ataupun komplikasi serius dari vaksin Pfizer. Kelompok penasihat vaksin di Inggris mengatakan, di kelompok usia ini, hanya remaja dengan kondisi cacat neurologis parah yang cenderung mengalami infeksi pernapasan berulang dan membutuhkan perawatan yang harus diprioritaskan dalam mendapatkan vaksin.
Sejauh ini, belum ada efek samping vaksinasi Covid-19 pada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun yang diketahui secara pasti. Studi yang dilakukan meminta orang tua dari 27 anak dalam penelitian untuk mencatat apa yang terjadi setelah buah hati mereka mendapatkan vaksin.