Jumat 20 Aug 2021 15:03 WIB

Vaksinasi 70 Persen, Kenapa Infeksi di Israel Terus Naik?

Kasus COVID-19 di Israel terus meningkat sejak pertengahan Juli.

 Seorang paramedis militer Israel menyiapkan vaksin Pfizer COVID-19, untuk diberikan kepada orang tua di pusat medis di Ashdod, Israel selatan, Kamis, 7 Januari 2021.
Foto:

Jumlah kasus terus meningkat

Jumlah kasus harian COVID-19 terkonfirmasi (hitungan rata-rata 7 hari) mulai meningkat sejak 16 Juli, saat kasus infeksi harian hanya sekitar 19. Namun sejak 16 Agustus, rata-rata kasus harian meningkat menjadi 5.950.

Angka rata-rata kematian karena COVID-19 di Israel bulan Mei, Juni dan Juli adalah 0 kasus per hari. Bukan berarti tidak ada kematian sama sekali, namun jarang terjadi untuk dijadikan data rata-rata.

Namun sejak 15 Agustus, Israel mengonfirmasi angka kematian rata-rata harian karena COVID-19 berjumlah 2 kasus. Bahkan sempat dilaporkan ada lima kasus kematian akibat Covid-19 dalam sehari.

Meskipun jika angka tersebut dibandingkan dengan kasus di negara-negara lain, banyak yang lebih tinggi kasus infeksi dan kematiannya, tapi Israel tetap jadi perbincangan.

Kenapa angka infeksi meningkat di Israel?

Hal ini kemungkinan berkaitan dengan virus varian delta. Ada rasa enggan untuk mengungkap bahwa varian delta mendominasi kasus COVID-19 di Israel. Beberapa setuju namun ada yang tidak percaya.

Perdana Menteri Naftali Bennet dalam rapat pengarahan (14/08) menyebutkan "wabah varian delta telah melanda dunia dan di Israel juga tercakup dalam dunia. Pernyataan ini mengisyaratkan, varian delta menjadi alasan kenaikan kasus Covid-19 di Israel.

"Ada penurunan efektivitas vaksin dalam mencegah infeksi (64 persen) dan kasus bergejala (64 persen) sejak 6 Juni. Penurunan ini telah diobservasi bersamaan dengan penyebaran varian delta di Israel,” tulis laporan dari Kementerian Kesehatan Israel.

Laporan Reuters yang menunjukkan berakhirnya pembatasan sosial di Israel berperan penting dalam penyebaran kasus.

Israel telah mengizinkan penggunaan dua jenis vaksin COVID-19: Pfizer/BioNTech dan Moderna, yang keduanya merupakan vaksin mRNA. Dilaporkan kedua vaksin tersebut mempunyai efektivitas 95 persen.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement