REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan fenomena Blue Moon akan terlihat pada Ahad (22/8). Peneliti Pusat Pusat Sains Antariksa LAPAN Andi Pangerang menjelaskan ada dua definisi Blue Moon.
Pertama, Seasonal Blue Moon yakni Bulan Purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama. Kedua, Monthly Blue Moon yakni Bulan Purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi, yang di dalamnya terjadi dua kali Bulan Purnama.
“Purnama pada 22 Agustus mendatang termasuk ke dalam Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon),” kata Andi dilansir dari laman LAPAN, Kamis (19/8).
Di dalam Almanak Petani Maine di Amerika Serikat, purnama ini dinamakan sebagai Purnama Sturgeon dikarenakan terjadi pada Agustus, di mana waktu ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau. Purnama ini juga memiliki nama lain, yaitu Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon), dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).
Andi mengatakan Seasonal Blue Moon (Bulan Biru Musiman) terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang. Monthly Blue Moon (Bulan Biru Bulanan) juga terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya penah terjadi pada 31 Juli 2015 dan 31 Januari 2018. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 31 Agustus 2023 dan 31 Mei 2026 mendatang.