Tim menggunakan data Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membuat parameter model tiap negara tersebut. Model yang dikembangkan tim mengasumsikan bahwa angka reproduksi (R) atau tingkat penularan pada hari tertentu terkait dengan jumlah mobilitas pada hari itu.
Model ini juga menggabungkan berbagai skenario untuk kekebalan, termasuk kemandirian dan ketergantungan keparahan penyakit pada paparan sebelumnya serta kekebalan jangka pendek dan jangka panjang.
"Untuk banyak penyakit pernapasan menular, prevalensi dalam populasi melonjak selama awal masa epidemi, tetapi kemudian surut dalam pola gelombang yang semakin berkurang ketika penyebaran infeksi berlangsung dari waktu ke waktu menuju keseimbangan endemik," kata Bjornstad.
Sementara itu, profesor di Princeton University, Amerika Serikat, Jessica Metcalf, mengatakan, dalam skenario kekebalan jangka panjang, baik permanen atau setidaknya 10 tahun, orang muda diprediksi memiliki tingkat infeksi tertinggi. Sebab, orang yang lebih tua dilindungi dari infeksi baru oleh infeksi sebelumnya.
"Prediksi ini kemungkinan hanya berlaku jika infeksi ulang hanya menghasilkan penyakit ringan. Namun, beban kematian dari waktu ke waktu mungkin tetap tidak berubah jika infeksi primer tidak mencegah infeksi ulang atau mengurangi penyakit parah di antara orang tua," kata dia.