Ahad 15 Aug 2021 00:25 WIB

Studi: Covid-19 Kelak Jadi Endemik, Penyakitnya Anak-Anak

Dunia kini masih berjuang melawan pandemi Covid-19.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi penyebaran virus corona tipe baru, SARS-CoV-2. Virus penyebab Covid-19 ini pertama kali ditemukan di China pada akhir 2019 lalu menyebar luas dan cepat menjadi pandemi.
Foto:

Penyakit yang disebabkan oleh munculnya virus HCoV-OC43 itu sekarang menjadi infeksi virus flu endemik, ringan, dan berulang. Sebagian besar, flu tersebut kini menyerang anak-anak berusia tujuh sampai 12 bulan.

Di sisi lain, Bjornstad memperingatkan andaikan kekebalan terhadap infeksi ulang oleh SARS-CoV-2 berkurang di antara orang dewasa, maka beban penyakit dapat tetap tinggi pada kelompok itu. Namun, paparan virus terdahulu tetap akan mengurangi keparahan penyakit.

Bjornstad mengatakan, bukti empiris dari virus corona musiman menunjukkan paparan terdahulu hanya dapat memberikan kekebalan jangka pendek terhadap infeksi ulang dan memungkinkan berulangnya wabah. Paparan sebelumnya itu dapat meningkatkan sistem kekebalan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit parah.

"Kami mendorong semua orang untuk sesegera mungkin mendapatkan vaksinasi karena pada penelitian tentang Covid-19 terlihat bahwa vaksinasi memberikan perlindungan yang lebih kuat daripada paparan virus SARS-CoV-2 secara alami," kata Bjornstad.

Timnya mengembangkan "model matematika terstruktur usia (RAS) realistis" yang mengintegrasikan demografi, tingkat percampuran sosial, dan durasi imunitas penghambat infeksi dan penyakit pengurang imunitas untuk memeriksa skenario potensial di masa depan terkait insiden usia dan beban kematian akibat Covid-19. Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Science Advances pada Kamis.

Para peneliti menganalisis beban penyakit dalam jangka pendek, menengah dan panjang, yakni untuk satu, 10, dan 20 tahun. Mereka juga memeriksa beban penyakit untuk 11 negara berbeda, seperti China, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Amerika Serikat, Brasil, dan Afrika Selatan yang sangat berbeda dalam demografinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement