Para penulis juga meyakini pelonggaran pembatasan saat anak-anak masih belum divaksinasi bisa membuat kelompok tersebut rentan terinfeksi oleh varian baru hasil evolusi. Seleksi alam mendukung penyebaran virus melalui populasi yang tak terlindungi vaksin.
"Risiko strain yang lebih ganas menyebar ke populasi yang belum terlalu banyak yang divaksinasi bisa lebih parah. Dengan kata lain, kebijakan untuk tidak memvaksinasi anak-anak dalam populasi yang sebagian besar divaksinasi dapat menempatkan mereka pada peningkatan risiko," jelas peneliti.
Oleh sebab itu, para penulis studi menyimpulkan pentingnya upaya memperlambat laju evolusi virus dan mengurangi penambahan kasus melalui penggunaan vaksin. Hal itu akan bermanfaat dalam melawan virus ke depannya.
"Poin kami adalah sayangnya virus bukanlah target stasioner, dia beradaptasi, menghasilkan varian baru (yang) lebih mampu mentransmisi,” kata co-lead author Dr. Kevin Tyler, Ph.D., dari Norwegia.