Kamis 29 Jul 2021 14:35 WIB

Vaksin mRNA Bisa untuk Terapi Kanker?

Vaksin kanker mRNA bertujuan menginstruksikan sistem kekebalan untuk menyerang kanker

 Foto selebaran yang disediakan oleh perusahaan farmasi Jerman BioNTech menunjukkan karyawan yang sedang bekerja di fasilitas untuk produksi mRNA di pabrik Biontech di Marburg, Jerman, 20 Januari 2021 (dikeluarkan 10 Februari 2021).
Foto:

Penyesuaian vaksin

Vaksin sering dianggap sebagai obat pencegahan. Namun orang-orang yang mengikuti uji coba BioNTech, justru sudah mengembangkan melanoma tahap lanjut.

"Untuk beberapa jenis kanker, seperti melanoma, ada kemungkinan ditemukannya perubahan yang umum disebabkan oleh kanker tersebut, di antara orang-orang yang sudah terkena penyakit," kata Cooke.

Pendekatan yang dilakukan oleh BioNTech ini menemukan empat antigen spesifik kanker. Lebih dari 90 persen melanoma dalam tubuh pasien tersebut memunculkan paling tidak salah satu antigen

Akan tetapi, membuat satu jenis vaksin yang dapat melawan berbagai macam kanker merupakan hal yang sangat sulit.

“Hal yang berbeda pada kanker adalah, hampir semua perubahan pada individu yang terserang kanker merupakan hal yang unik,” kata David Braun,ilmuwan dokter Institut Kanker Dana-Farber, Harvard.

“Jarang yang sama antara para pasien.”

Artinya, vaksin tersebut perlu dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Braun bekerja dengan vaksin peptida pada pasien kanker ginjal. Target serangan yang diperintahkan ilmuwan kepada sistem kekebalan tubuh tersebut berbeda-beda, meskipun mereka semua mempunyai jenis kanker yang sama.

“Apa yang sedang kami lakukan ini adalah pendekatan yang lebih personal, semacam pendekatan untuk ketepatan terapi imun, karena kami sedang berusaha untuk membuat vaksin yang dapat disesuaikan untuk setiap pasien,” ucap Braun.

Hal ini membutuhkan pengurutan DNA dan RNA pasien tumor dan mencari tahu apa yang membuatnya unik.

“Nantinya hal tersebut akan dibandingankan dengan jaringan normal, dan akan dilihat perbedaan jenis kanker tertentu,” kata Cooke, dari rumah sakit Houston Methodist.

Kondisi yang ideal adalah, protein tersebut hanya diproduksi oleh sel kanker. Namun realitanya, bagian lain dari tubuh, seperti jaringan yang normal, juga dapat memproduksi protein yang sama. Dengan begitu, ada kemungkinan bahwa beberapa jenis respons autoimun dapat muncul, ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan yang sehat, karena menganggap itu adalah jaringan asing.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement