Ludewig berharap penelitian lebih lanjut dapat memanfaatkan sel T untuk kebutuhan penanganan penyakit lain.
"Mudah-mudahan kita dapat memanfaatkan ini dengan baik dalam merancang vaksin baru yang menargetkan penyakit lain seperti TB, HIV, hepatitis C dan kanker," ujar Ludewig.
Para peneliti menemukan adenovirus dapat masuk ke sel jaringan berumur panjang, yang dikenal sebagai sel retikuler fibroblastik, yang bertindak sebagai "tempat pelatihan" untuk sel-T. Studi sebelumnya telah menunjukkan suntikan vaksin Oxford lebih efektif dalam menghasilkan sel-T daripada vaksin mRNA, seperti vaksin Pfizer dan Moderna.
Sebenarnya, tingkat sel T sulit diukur. Tetapi studi baru memberi harapan bahwa mereka dapat bertahan seumur hidup.
Prof Paul Klenerman, dari Departemen Kedokteran Nuffield Oxford, mengatakan, jutaan orang telah menerima vaksin adenovirus di seluruh dunia. Tujuan akhir dengan vaksin ini adalah induksi perlindungan sistem kekebalan jangka panjang menggunakan antibodi dan sel-T.
"Penelitian ini membantu kami untuk lebih memahami proses vaksinasi, dan mengapa efeknya pada sel-T pembunuh begitu lama," ucap Klenerman.