Rabu 14 Jul 2021 11:39 WIB

Awas Kemungkinan Varian Baru Covid-19 Asal Indonesia

Negara yang menghasilkan varian baru umumnya positivity rate nya di atas 10 persen.

Ilustrasi virus corona.
Foto:

Varian virus corona 'Made in Indonesia'?

Hingga saat ini, ada empat varian virus corona yang masuk kategori paling dikhawatirkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Semua varian ini pertama kali terdeteksi di negara-negara di mana pengendalian penyebaran COVID-19 dianggap lemah yakni Inggris, Afrika Selatan, Brazil, dan India. 

Ada tiga indikator yang dapat membuat varian baru tersebut masuk menjadi kategori varian yang mengkhawatirkan. Pertama, seberapa cepat dia menular. Kedua, apakah virusnya menyebabkan gejala parah bahkan mengakibatkan kematian.

"Ketiga, apakah dia menurunkan efikasi antibodi yang tercipta di badan setelah divaksin," ujar Dicky Budiman.

Dicky menjelaskan jika sebuah varian (virus corona) mempengaruhi ketiga indikator tersebut namanya Varian Super. Varian Delta yang pertama kali dideteksi di India mendekati varian itu.

"Mendekati saja bisa sudah seperti ini (dampaknya terhadap dunia). Varian di Indonesia memang belum masuk kategori Varian Super, tetapi itu saja sudah membuktikan (penyebaran) di wilayah kita tidak terkendali, otomatis bisa tercipta varian baru yang berbahaya dan mendekati super. Ini perkara waktu saja," ucap Dicky.

Genome sequencing dalam pemetaan varian baru

Genome sequencing merupakan upaya untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-CoV-2 atau COVID-19. Pengujian genom sangat berperan dalam pemetaan varian baru. Menurut Pandu Riono, ahli penyakit menular Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia aturan (perihal testing) di Indonesia cukup memadai tapi implementasinya belum optimal.

"Testing jumlahnya masih terbatas. Tracing masih lemah. Karantina masih lemah. Jadi antara aturan dan implementasi ada gap (celah) selalu."

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa pada akhir 2020, hanya 30.000-40.000 sampel COVID-19 yang diuji per hari. Kini 200.000 sampel diuji per hari dan jumlahnya ini akan dinaikkan menjadi 400.000 sampel per hari.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement