Rabu 30 Jun 2021 19:34 WIB

Arkeolog Temukan Tongkat Kayu Zaman Batu Berbentuk Ular

Tongkat berbentuk ular itu diduga dipakai dukun zaman kuno untuk melakukan ritual.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Para arkeolog dan peneliti telah menemukan sebuah tongkat kayu zaman batu yang berbentuk seperti ular.
Foto: Antiquity via heritage daily
Para arkeolog dan peneliti telah menemukan sebuah tongkat kayu zaman batu yang berbentuk seperti ular.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog dan peneliti telah menemukan sebuah tongkat kayu zaman batu yang berbentuk seperti ular. Tongkat itu ditemukan oleh arkeolog dari Universitas Turku yang bekerja sama dengan Badan Warisan Finlandia, dan peneliti dari Universitas Helsinki. 

Menurut laman Heritage Daily, penemuan ini dilakukan di situs prasejarah Järvensuo 1, di lingkungan lahan basah kuno di tepi Danau Rautajarvi di barat daya Finlandia. Järvensuo 1 ditemukan secara tidak sengaja selama 1950-an oleh penggali parit. Situs tersebut telah mengalami penggalian berkelanjutan yang pertama kali dimulai pada 2019 lalu. 

Baca Juga

Karena kondisi tanah yang anaerob, penelitian sebelumnya telah menemukan beberapa artefak kayu yang diawetkan dengan sempurna. Artefak itu termasuk sendok kayu dengan pegangan berbentuk kepala beruang.

Kini, ilmuwan menemukan artefak terbaru itu berukuran setengah meter panjangnya. Artefak itu berbentuk seperti ular merayap naturalistik dengan kepala ular. Kemungkinan tongkat itu telah digunakan oleh dukun Zaman Batu untuk tujuan ritual.

Arkeolog mencatat penemuan ini tidak seperti artefak kayu lainnya dari Neolitik Eropa Utara. "Tampaknya ada hubungan tertentu antara ular dan manusia, ini mengingatkan perdukunan utara dari periode sejarah, di mana ular memiliki peran khusus sebagai hewan penolong roh dukun,” ungkap peneliti dari Universitas Helsinki, Dr Antti Lahelma. 

Beberapa artefak kayu juga ditemukan selama penggalian baru-baru ini. Beberapa di antaranya adalah peralatan kayu, sisa-sisa struktural, dan banyak peralatan memancing.

Peneliti utama penelitian Järvensuo dari Universitas Turku yang juga merupakan penulis utama studi ini Dr Satu Koivisto, mengatakan, temuan itu terpelihara dengan baik dari lahan basah. “Itu membantu pemahaman kita tentang masyarakat kuno dan lanskap di mana mereka melakukan aktivitas duniawi dan sakral,” kata dia. 

Sementara, ilmuwan menekankan situs Järvensuo 1 saat ini berada di bawah ancaman. Sebab adanya pekerjaan drainase dan perubahan lingkungan yang diperburuk oleh perubahan iklim menempatkan situs tersebut.

“Tanda-tanda kehancuran yang disebabkan oleh drainase yang luas sudah terlihat jelas di lokasi, dan harta organiknya tidak lagi aman,” kata Dr Koivisto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement