Jumat 21 May 2021 00:49 WIB

Facebook Tegaskan tak Bisa Baca Pesan WhatsApp

Banyak pengguna Facebook dan WhatsApp mengkhawatirkan isu privasi.

pemandangan ikon Facebook yang diacungi jempol.
Foto: EPA-EFE/JOHN G. MABANGLO
pemandangan ikon Facebook yang diacungi jempol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook menegaskan tidak akan bisa membaca isi pesan atau mengambil data pribadi pengguna WhatsApp setelah memperbarui kebijakan privasinya. Kebijakan privasi baru WhatsApp menghadapi reaksi keras karena kekhawatiran bahwa hal itu akan melemahkan enkripsi layanan obrolan atau memungkinkannya untuk berbagi lebih banyak data pribadi pengguna dengan perusahaan induk Facebook.

"Kami sangat berkomitmen soal enkripsi secara end-to-end dalam WhatsApp, ada banyak kebingungan tentang update kebijakan policy privacy WhatsApp," ujar Steve Satterfield, Privacy Policy Director Facebook dalam webinar pada Kamis (20/5). "Update ini tidak mempengaruhi privasi orang-orang atau pesan orang-orang kepada teman atau keluarga mereka, karena masih tetap dilindungi oleh enkripsi end-to-end," imbuhnya.

Baca Juga

Steve mengatakan bahwa 100 persen pesan yang dikirim oleh pengguna tidak dapat dibaca oleh Facebook bahkan pihak WhatsApp sendiri. Ia juga menyadari banyak orang yang khawatir mengenai kebijakan privasi baru ini.

Semua pesan yang dikirim oleh pengguna hanya dapat dibaca oleh setiap penerima saja. "Ada banyak orang khawatir apakah Facebook bisa membaca pesan di WhatsApp. Tidak bisa, Facebook tidak bisa membacanya, WhatsApp juga tidak bisa membacanya," kata Steve.

Steve melanjutkan, "Ini sangat penting agar orang-orang bisa paham bahwa upgrade kebijakan privasi ini tidak berubah dalam hal enkripsi end-to-end."

Pada awal 2021, WhatsApp mengeluarkan kebijakan privasi yang baru. Beberapa hal yang harus disetujui pengguna adalah rekam jejak transaksi dan pembayaran yang dilakukan pengguna lewat aplikasi itu. Meski demikian, pengguna WhatsApp bebas memilih untuk menerima atau pun menolak kebijakan baru tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement