REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom di observatorium di wilayah tepi dataran tinggi Tibet, Cina, Large High Altitude Air Shower (LHAASO) melihat cahaya energi tertinggi yang pernah ada. Mereka menemukan foton sinar gamma hingga 1,4 petaelektronvolt (PeV).
Para astronom telah melacak foton ekstrem ini kembali ke puluhan sumber yang mungkin dimiliki, yaitu ‘pabrik’ kuat di Galaksi Bima Sakti yang mempercepat partikel bermuatan yang disebut sinar kosmik. Hasil dari pelacakan ini menantang pemahaman sejumlah ahli teori tentang apa cahaya berenergi tinggi itu dihasilkan.
“Penemuan ini sangat penting dan mengesankan,” ujar Petra Huentemeyer, astrofisikawan di Michigan Technological University dan juru bicara dari High-Altitude Water Cherenkov Observatory (HAWC) di Meksiko, dilansir Science Mag, Rabu (19/5).
Menurut Huentemeyer, ini adalah lompatan besar untuk akhirnya memahami asal usul sinar kosmik energi tertinggi. Ditemukan lebih dari 100 tahun lalu, sinar kosmik adalah partikel bermuatan, termasuk proton dan inti atom lainnya yang dipercepat hampir mendekati kecepatan cahaya.
Sumber sinar kosmik selama ini kurang dipahami karena medan magnet antarbintang membelokkannya dalam perjalanan ke Bumi. Namun, saat sinar kosmik meroket menjauh dari sumbernya, ini juga memancarkan foton, yang biasanya sekitar sepersepuluh energik sinar kosmik itu dan mengikuti jalur lurus ke Bumi.
Observatorium Cina menargetkan agar dapat menangkap ‘pancuran’ udara yang terkait dengan sinar gamma energi tertinggi, yang pada gilirannya sesuai dengan sinar kosmik energi tertinggi.