REPUBLIKA.CO.ID, BAIKONUR -- Roket Soyuz diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan untuk menempatkan 38 satelit berbeda di orbit. Di antara muatannya adalah pencitraan Bumi seberat 500kg yang dikembangkan oleh badan antariksa Korea Selatan. Ada juga sepasang pesawat ruang angkasa dari perusahaan Astroscale yang bermarkas di Tokyo yang akan mendemonstrasikan cara membersihkan puing-puing orbital atau sampah-sampah luar angkasa.
Peluncuran Astroscale dijalankan dari pusat operasi di Inggris. Penerbangan Soyuz berlangsung hampir lima jam setelah lepas landas 06:07 GMT, dilansir di BBC, Selasa (23/3).
Durasi yang lama adalah konsekuensi dari keharusan menempatkan begitu banyak satelit berbeda di tiga orbit berbeda kira-kira 500 km hingga 550 km di atas bumi. Banyak minat menjelang peluncuran telah difokuskan pada misi Astroscale.
Dengan lingkungan antariksa yang semakin berantakan, ada kesadaran yang semakin tinggi bahwa sesuatu perlu dilakukan untuk membuang limbah luar angkasa atau puing-puing antariksa.
Puing-puing ini, yang jumlahnya sekitar 9.000 ton di atas sana, berpotensi menimbulkan risiko tabrakan pada sistem operasional satelit.
Astroscale meluncurkan apa yang disebutnya Elsa-D (End-of-Life Service oleh demonstrasi Astroscale). Misi demonstrasi ini terdiri dari dua pesawat ruang angkasa: servicer 175kg dan client 17kg.
Di Soyuz, keduanya terhubung, tetapi dalam beberapa minggu mendatang mereka akan diperintahkan untuk berpisah untuk memulai 'permainan kucing dan tikus' yang berulang.
Servicer akan menggunakan sensornya untuk menemukan dan mengejar klien, menempelkannya menggunakan pelat sambungan magnet, sebelum kemudian melepaskan "tikus" untuk eksperimen penangkapan lainnya.
Tugas akan menjadi semakin kompleks, dengan pertemuan yang paling sulit membutuhkan servicer untuk menangkap klien saat terjatuh. Pada akhirnya, keduanya akan diperintahkan untuk keluar dari orbit untuk terbakar di atmosfer.
"Misi tersebut mensimulasikan skenario di mana kita akan bertemu, dan berlabuh, dan menangkap sepotong puing yang mengambang bebas di luar angkasa," jelas kepala teknis Astroscale, Mike Lindsay.
"Kami kemudian akan menurunkan puing-puing, sehingga masuk kembali ke atmosfer bumi dan menghindari pesawat luar angkasa dan operasi lainnya," katanya.