Sabtu 20 Mar 2021 18:13 WIB

AstraZeneca, Apa Sebenarnya Trombosis Itu?

Kasus trombosis yang lebih tinggi muncul pada konsumsi pil anti hamil

Kemenkes menunda distribusi vaksin AstraZeneca.
Foto:

 

Apakah penghentian vaksinasi langkah tepat?

Keputusan sejumlah negara Eropa, Afrika dan Asia untuk menghentikan sementara vaksinasinya bukannya tidak berrisiko. Pakar kesehatan Lauterbach dalam wawancara dengan Deutschlandfunk mengatakan lebih lanjut, ia meyakini kemungkinan adanya kaitan antara vaksin AstraZeneca dengan kasus trombosis fatal itu. Namun ia berpendapat, tidak ada alasan untuk menghentikan vaksinasi.

"Saya tidak akan memutuskan kebijkan seperti itu, berbasis dari data yang ada", tambahnya.

Juga Prof. Berlit, guru besar di Universitas Duisburg-Essen menyatakan, sulit menerima keputusan para birokrat itu. "Pada saat ini, dari sudut pandang statistik murni, ada argumentasi, bahwa itu tidak ada kaitannya ketimbang ada kaitan langsung", katanya.

Penyebab trombosis langka terlacak

Sementara ini para peneliti dari rumah sakit Greifswald di utara Jerman menyebutkan, mereka berhasil menemukan penyebab masalah penyumbatan pembuluh darah yang tak lazim yang ditemukan pada sejumlah resipien penerima vaksin AstraZeneca. Lembaga penyiaran publik NDR memberitakan hal itu Jumat (19/3)

Investigasi menunjukkan, bagaimana vaksin AstraZeneca memicu penggumpalan yang menyumbat pembuluh darah di otak segelintir pasien. Temuan ini memiliki arti, terapi terarah bsa dikembangkan untuk mencegah masalahnya.

Sukses itu merupakan buah kerjasasama antara rumah sakit Greifswald, regulator kesehatan federal Jerman, Paul Ehrlich Institute (PEI) serta para dokter dari Austria, dimana seorang perawat di sana meninggal akibat trombosis di otak setelah mendapat vaksinasi dengan dosis AstraZeneca.

Para peneliti menegaskan, terapi hanya bisa dilakukan pada pasien yang menunjukkan munculnya trombosis. Jadi bukan terapi preventif.

 

sumber: https://www.dw.com/id/vaksinasi-astrazeneca-penyebab-trombosis/a-56930819

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement