Sabtu 20 Mar 2021 17:39 WIB

Penemu Vaksin BioNTech Dapat Anugrah Tertinggi di Jerman

Özlem Türeci dan Ugur Sahin mendapat penghargaan medali Knight Commander's Cross.

Kepala Pejabat Medis BioNTech Özlem Türeci bersama suaminya CEO BioNTech Ugur Sahin
Foto:

Semangat seumur hidup

Lahir di Turki, Ugur Sahin berusia 4 tahun ketika dia dan ibunya pindah ke Köln, Jerman, untuk tinggal bersama dengan ayahnya yang bekerja di perusahaan Ford. Setelah lulus SMA, dia belajar kedokteran di University of Cologne. "Saya tertarik dengan imunoterapi," kata Sahin, yang berusia 54 tahun.

Pada tahun 1992, Sahin menyelesaikan sekolah kedokteran dan bekerja sebagai dokter penyakit dalam dan hematologi dan onkologi di Universitas Cologne selama beberapa tahun. Selanjutnya, dia pindah ke Pusat Medis Universitas Saarland. Di sana, dia bertemu Türeci, seorang mahasiswi kedokteran dan putri seorang dokter yang datang ke Jerman dari Istanbul.

Kini menjadi seorang dosen di Universitas Mainz, Özlem Türeci dianggap sebagai pelopor dalam imunoterapi kanker. "Dipengaruhi oleh ayah saya yang bekerja sebagai dokter, saya tidak dapat membayangkan profesi lain, bahkan ketika saya masih muda," kata Türeci kepada situs online wissenschaftsjahr.de.

"Praktik ayah saya berada di rumah keluarga. Ketika kami masih kecil, kami bermain di antara pasien. Tidak ada dinding pemisah antara pekerjaan dan kehidupan di rumah kami."

Seperti ayahnya, dia ingin membantu orang. Pertama, dia berpikir untuk menjadi seorang biarawati, katanya kepada majalah Jerman Impulse pada tahun 2011, tetapi kemudian dia memutuskan untuk belajar kedokteran.

Türeci dan Sahin menikah tahun 2002, ketika dia sudah bekerja di University Medical Center Mainz. Bahkan di hari pernikahan mereka, Sahin menghabiskan beberapa waktunya di laboratorium - sebelum pasangan itu pergi ke kantor catatan sipil.

Pendiri BioNTech

Pada tahun 2001, pasangan itu meluncurkan perusahaan biofarmasi Ganymed Pharmaceuticals untuk mengembangkan obat kanker imunoterapi. Mereka menjual perusahaan pada 2016 seharga 422 juta euro (Rp 7,2 triliun).

Pada tahun 2008, Sahin dan Türeci mendirikan BioNTech, sebuah perusahaan yang sebagian besar mengembangkan teknologi dan obat-obatan untuk imunoterapi kanker individual (belum ada obat yang mencapai tahap persetujuan). Lebih dari 1.300 orang dari 60 negara saat ini bekerja di BioNTech, dan lebih dari setengahnya adalah perempuan.

Andreas Kuhn, Wakil Presiden Senior RNA Biokimia dan Manufaktur BioNTech, mengatakan bahwa dia jarang menemukan seseorang yang secerdas Sahin, yang selalu "selangkah lebih maju dari orang lain."

"Kalau ada ide baru, dia sudah sampai di tahap itu dan sudah mengantisipasinya,” kata Kuhn kepada hadirin dalam acara Mustafa Award 2019. "Saya pikir itu adalah salah satu kekuatannya sehingga dia bisa membuat orang bersemangat akan suatu tujuan."

 

sumber: https://www.dw.com/id/penemu-vaksin-biontech-raih-medali-knight-commanders-cross/a-56926729

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement