Ahad 14 Mar 2021 09:59 WIB

Rusia Luncurkan Teleskop Luar Angkasa Bawah Air

Ilmuwan Rusia luncurkan salah satu teleskop ruang angkasa bawah air terbesar dunia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Ilmuwan Rusia luncurkan salah satu teleskop ruang angkasa bawah air terbesar dunia (Foto: ilustrasi Teleskop)
Foto: Pixabay
Ilmuwan Rusia luncurkan salah satu teleskop ruang angkasa bawah air terbesar dunia (Foto: ilustrasi Teleskop)

REPUBLIKA.CO.ID, RUSIA -- Ilmuwan Rusia meluncurkan salah satu teleskop ruang angkasa bawah air terbesar di dunia dari perairan murni Danau Baikal pada Sabtu (13/3). Teleskop yang dibangun sejak 2015, dirancang untuk mengamati neutrino, partikel terkecil yang saat ini diketahui.

Dilansir dari The Moscow Times, Ahad (14/3), dijuluki Baikal-GVD, teleskop itu terendam hingga  kedalaman 750-1.300 meter (2.500-4.300 kaki), sekitar empat kilometer dari tepi danau. Neutrino sangat sulit dideteksi dan air adalah media yang efektif untuk melakukannya.

Baca Juga

Observatorium terapung terdiri dari string dengan kaca bulat dan modul baja tahan karat yang menyertainya. Pada Sabtu (13/3), para ilmuwan mengamati modul yang dengan hati-hati diturunkan ke perairan yang membeku melalui lubang persegi panjang di es.

“Sebuah teleskop neutrino berukuran setengah kilometer kubik terletak tepat di bawah kaki kami,” kata Dmitry Naumov dari Joint Institute for Nuclear Research pada AFP sambil berdiri di atas permukaan danau yang membeku.

Naumov juga mengatakan beberapa tahun teleskop akan diperluas hingga berukuran satu kilometer kubik. Ia menambahkan Teleskop Baikal akan menyaingi Ice Cube, sebuah observatorium neutrino raksasa yang terkubur di bawah es Antartika di stasiun penelitian Amerika Serikat (AS) di Kutub Selatan.

Ilmuwan Rusia mengatakan teleskop adalah detektor neutrino terbesar di belahan Bumi Utara dan Danau Baikal -danau air tawar terbesar di dunia- sangat ideal untuk menampung observatorium terapung.

“Tentu saja, Danau Baikal adalah satu-satunya danau tempat Anda dapat menggunakan teleskop neutrino karena kedalamannya,” kata Bair Shoibonov dari Joint Institute for Nuclear Research memberi tahu AFP.

“Air bersih juga penting, kejernihan air juga dan fakta adanya lapisan es selama dua-dua setengah bulan juga sangat sangat penting,” ujarnya lagi.

Teleskop tersebut merupakan hasil kolaborasi ilmuwan dari Republik Ceska, Polandia, Rusia dan Slovakia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement