REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada anggapan populer bahwa sebagian besar komputer-komputer Apple kebal terhadap malware. Peretas canggih yang tak diketahui identitasnya berhasil mematahkan anggapan keliru tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh peneliti keamanan dari Malwarebytes dan rED canary. Para peneliti tersebut berhasil menemukan adanya sebuah malware misterius yang bersembunyi di hampir 30.000 produk Mac.
Malware tersebut didesain untuk mengirim sesuatu yang belum diketahui. Selain itu, malware misterius ini juga dilengkapi mekanisme penghancur diri yang dapat menghilangkan berbagai jejak mengenai keberadaannya. Para peneliti menamai malware tersebut dengan Silver Sparrow.
Seperti dilansir The Verge, pihak Red Canary telah memberikan informasi lebih mengenai temuan Silver Sparrow ini. Berdasarkan temuan mereka, diketahui bahwa malware ini memiliki beberapa versi yang menyasar Intel dan bahkan produk Mac terbaru dari Apple yaitu M1.
Hal ini cukup mengejutkan mengingat komputer M1 dari Apple merupakan produk baru. Belum ada banyak kelemahan yang diketahui terkait produk tersebut.
Temuan ini menjadikan Silver Sparrow sebagai malware kedua yang diketahui menyerang Apple Silicon. Sebelumnya, peneliti keamanan Objective-See Patrick Wardle telah menemukan malware pertama yang menyasar Apple Silicon. Wardle mengungkapkan temuan tersebut kepada publik sekitar satu pekan lalu.
Kabar baiknya, Silver Sparrow tidak dapat menutupi jejaknya sebelum dikeluarkan. Belum ada pula indikasi bahwa malware tersebut telah digunakan untuk membuat kerusakan.
Terlepas dari itu, Red Canary memberikan peringatan bahwa Silver Sparrow memiliki kompatibilitas terhadap chip M1, jangkauan global, tingkat infeksi yang relatif tinggi, dan kematangan operasional. Oleh karena itu, Red Canary menilai Silver Sparrow tak dapat diremehkan.
"Itu menunjukkan Silver Sparrow adalah ancaman yang cukup serius," tulis Red Canary, melalui akun Twitter resmi mereka.
Para peneliti juga memperingati bahwa transisi Apple dari Intel ke silicon buatan sendiri dapat memberi celah yang memudahkan peretas untuk menyisipkan malware. Red Canary mengatakan mereka ingin berbagi semua yang mereka ketahui tentang malware ini lebih cepat.