Sabtu 20 Feb 2021 04:34 WIB

Ilmuwan Berhasil Kloning Musang Kaki Hitam Langka

Kloning digandakan dari gen hewan yang mati lebih dari 30 tahun lalu.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
ara ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil melakukan kloning dari spesies hewan langka  di Amerika Serikat (AS), musang barkaki hitam.
Foto: us fish and wildlife via ap
ara ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil melakukan kloning dari spesies hewan langka di Amerika Serikat (AS), musang barkaki hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, CHEYENNE —Para ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil melakukan kloning dari spesies hewan langka  di Amerika Serikat (AS), musang barkaki hitam. Kloning digandakan dari gen hewan yang mati lebih dari 30 tahun lalu.

Spesies langka musang kaki hitam hasil kloning lahir pada 10 Desember 2020 dan diberi nama Elizabet Ann. Saat ini, hewan predator dibesarkan di fasilitas penangkaran di Fort Collins, Colorado.

Baca Juga

Elizabeth merupakan salinan genetik dari musang bernama Willa yang mati pada 1988. Jasad Willa saat itu dibekukan, di mana masa awal teknologi DNA dimulai.

Kloning yang dilakukan pada akhirnya dapat mengembalikan spesies yang punah seperti merpati penumpang. Untuk saat ini, teknik tersebut menjanjikan untuk membantu spesies yang terancam punah, termasuk diantaranya adalah kuda liar Mongolia yang dikloning dan pada musim panas tahun lalu berhasil kembali dilahirkan di Texas.

“Bioteknologi dan data genom benar-benar dapat membuat perbedaan di lapangan dengan upaya konservasi,” ujar Ben Novak, ilmuwan utama Revive & Restore, lembaga nirlaba konservasi yang berfokus pada bioteknologi yang mengoordinasikan penggandaan musang dan kuda.

Musang berkaki hitam adalah jenis yang mudah dikenali dari tanda mata gelap, yang sekilas menyerupai topeng perampok. Karismatik dan nokturnal, hewan ini memberi makan secara eksklusif pada anjing padang rumput sambil tinggal di tengah-tengah koloni liang pengerat yang terkadang sangat luas.

Bahkan sebelum kloning, musang berkaki hitam adalah kisah sukses konservasi. Hewan ini sempat dianggap punah akibat hilangnya habitat saat peternak menembak dan meracuni koloni anjing padang rumput.

Para ilmuwan mengumpulkan populasi yang tersisa untuk program penangkaran yang telah melepaskan ribuan musang di lusinan lokasi di bagian barat AS, Kanada, dan Meksiko sejak 1990-an. Kurangnya keragaman genetik mencegah risiko yang terus berlanjut.

Seluruh musang yang diperkenalkan kembali sejauh ini adalah keturunan dari hanya tujuh hewan yang berkerabat dekat. Kesamaan genetik membuat musang  saat ini berpotensi rentan terhadap parasit usus dan penyakit seperti wabah sylvatic.

“Willa bisa saja mewariskan gen dengan cara biasa, juga, tapi laki-laki yang lahir untuknya bernama Cody tidak melakukan pekerjaannya dan garis keturunannya punah,” jelas Pete Gober dari Dinas Perikanan dan Margasatwa AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement