Rabu 10 Feb 2021 14:28 WIB

Google Street View Bantu Perbarui Data PBB di Solo

Kerja sama dengan Google bertujuan memperbaiki kualitas data objek PBB di Solo.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Google Street View

Sementara itu, Sales Manager Mitra Google Yesaya Yulius, mengatakan, kerja sama tersebut untuk perbaikan kualitas data mengenai objek Pajak Bumi dan Bangunan. Analisisnya menggunakan berbagai macam data, salah satunya untuk menggantikan survei fisik objek pajak digunakan teknologi street view yang secara berkala akan diperbarui (update). Data lainnya berasal dari internal BPPKAD maupun pihak ketiga.

Idealnya, data tanah dan bangunan diperbarui secara berkala. Terkebih, dengan adanya dinamika perkembangan pembangunan yang tinggi di Solo. Namun, dengan jumlah objek pajak ratusan ribu, maka tidak mungkin dilakukan survei secara fisik.

"Maka proses manual itu digantikan dengan proses survei secara digital menggunakan teknologi Street View, dimana kami menelusuri jalan-jalan, permukiman, area komersial dan lain-lain untuk menangkap gambar bangunan daripada objek PBB," terang Yulius.

Selain Google Street View, juga akan digunakan peta dasar Google serta Points of Interest (POI) Google. POI memiliki lebih dari 100 kategori, misalnya tempat bisnis, restoran, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Di dalam kategori tersebut terdiri dari bermacam-macam profilnya seperti jenis usaha, jam operasional, tingkat keramaian dan seterusnya. Sehingga, semakin banyak data yang relevan maka semakin baik pula analisis yang dilakukan dan pengambilan keputusan berdasarkan data menjadi lebih tepat.

"Saat ini kami baru melakukan piloting peliputan Street View di satu kelurahan yakni Kelurahan Pucangsawit. Itu baru setengah wilayahnya dibutuhkan waktu satu hari liputan," sebutnya.

Yulius mengestimasi, dalam satu hari timnya bisa meliput Street View sampai 20 kilometer. Dia memperkirakan, timnya bisa menelusuri Kota Solo untuk mengambil data Street View selama satu bulan. Selain itu, rencananya data bakal diperbarui setahun sekali.

"Ini kan tahap pertama, nanti kami update lagi berbagai macam data, dan bisa dilakukan analisis tren. Misalnya ternyata ada hubungan antara pembanguan dengan musim, atau daerah-daerah mana pembangunan sering terjadi," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement