Jumat 05 Feb 2021 17:55 WIB

Apa Arti Jenis Baru Virus Corona Terhadap Vaksin Covid-19?

Ada 3 varian baru covid-19 yang mendapat perhatian.

Ilustrasi Penyebaran Virus Corona.
Foto:

Apa yang terjadi dengan varian baru?

Umumnya SARS-CoV-2 dianggap sebagai virus yang lambat bermutasi. Tak heran ketika muncul tiga varian baru dengan jumlah mutasi yang sangat tinggi, hal ini langsung menjadi perhatian utama.

Profesor Dr Stuart Turville, pakar imunovirologi pada Kirby Institute, menjelaskan selama ini varian virus digambarkan laksana orang yang "masuk ke ruang ganti dan mengganti topinya".

"Tapi varian baru sekarang ini, ibaratnya orang yang masuk ke ruang ganti dan mengganti seluruh pakaiannya," ucap Prof Stuart.

Ia menyebut masih terlalu dini untuk memahami varian baru dan dampaknya terhadap penyebaran virus corona.

Yang bisa dikatakan saat ini, varian baru tampaknya lebih mudah menular dibandingkan versi SARS-CoV-2 sebelumnya. Varian baru ini masing-masing muncul secara independen di berbagai negara.

    B.1.1.7 - pertama kali diidentifikasi di Inggris

    N501Y.V2 (juga dikenal sebagai B.1.351) - pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan

    P.1 - pertama kali diidentifikasi di Brasil.

Ketiga varian ini mengalami mutasi - dikenal sebagai N501Y - yang memungkinkannya mengikat lebih erat ke sel manusia, sehingga meningkatkan kemampuannya untuk menular.

Mutasi N501Y terletak di ujung tonjolan protein pada domain pengikat reseptor virus. Mutasi ini sedikit mengubah bentuk tonjolan sehingga semakin terikat pada reseptor ACE-2 tubuh manusia.

Jika virus diibaratkan sebagai kunci dan reseptor ACE-2 adalah gemboknya, maka mutasi ini bisa digambarkan sebagai tangan Anda yang menggoyang-goyangkan kunci agar masuk pas ke gembok.

Varian yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil membawa dua mutasi tambahan pada tonjolan protein, juga pada domain pengikat reseptor.

Secara bersama-sama, hal itu membantu virus untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara menyembunyikan bagian-bagian yang menjadi sasaran antibodi tersebut.

Mutasi ini dikenal sebagai K417T dan E484K. Menurut pakar epidemiologi Prof Terry Nolan, kedua mutasi ini bersama mutasi N501Y kini menjadi perhatian utama para peneliti.

"Kombinasi ketiganya jauh lebih mengkhawatirkan daripada varian Inggris," kata Prof Terry, yang juga kepala penelitian vaksin dan imunisasi pada Doherty Institute.

"Semakin banyak terjadi mutasi pada domain pengikat reseptor, semakin besar kemungkinannya vaksin yang dirancang sebelumnya akan melenceng," ujarnya.

Apakah vaksin yang ada sekarang bisa tangani varian baru?

Bukti-bukti awal menunjukkan bahwa varian baru virus corona kemungkinan besar bisa diatasi oleh vaksin COVID-19 yang ada sekarang. Namun beberapa mutasi berpotensi mengurangi efektivitas vaksin.

sumber : ABC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement