Ahad 31 Jan 2021 13:56 WIB

Riset Sebut Covid-19 Bisa Pengaruhi Siklus Menstruasi

Covid-19 mungkin mempengaruhi hormon yang berdampak pada volume dan siklus menstruasi

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Menghitung tanggal menstruasi. Ilustrasi
Foto:

Para penulis menambahkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung bahwa virus corona jenis baru menyebabkan penurunan kesuburan yang substansial pada pasien COVID-19 wanita. Namun, mereka merekomendasikan agar pasien menjalani pemeriksaan hormon seks dan fungsi ovarium jika seseorang merencanakan kehamilan setelah terinfeksi COVID-19.

Lyss Stern, pasien COVID-19 lainnya yang sudah dinyatakan negatif dari virus masih tidak memiliki rasa dan bau sejak didiagnosis terinfeksi pada 23 Maret 2020. Ia juga berjuang dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Stern mengatakan selalu memiliki siklus menstruasi yang teratur sepanjang hidupnya. Namun, setelah COVID-19, siklus yang dialami perempuan berusia 46 tahun itu menjadi seperti rollercoaster.

"Ada tiga bulan saya tidak mengalami menstruasi, lalu saya mendapatkannya sehari, lalu saya tidak mendapatkannya selama dua bulan lagi, itu menakutkan,” kata Stern.

Menurut Stern, bahkan dokter kandungan yang memeriksanya tidak mengetahui dengan jelas penyebab kacaunya siklus menstruasi tersebut. Ia yakin bahwa virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) pasti telah melakukan sesuatu pada sistem dalam tubuhnya.

Sementara itu, Lambert menambahkan bahwa dalam data yang dia kumpulkan tentang penyintas COVID-19, tampaknya ada beberapa gejala yang lebih memengaruhi wanita daripada pria. Menurut surveynya, sebanyak 36,4 persen perempuan melaporkan kerontokan rambut, sementara hanya 8,3 persen pria yang melaporkan kerontokan rambut.

"Beberapa perempuan melaporkan rambut mereka rontok, dan itu merupakan indikator masalah autoimun, dan itu sebenarnya membutuhkan perawatan," jelas Lambert.

Lambert mengatakan belum mengetahui penyebab yang mendasari ketidakteraturan menstruasi terkait COVID-19. Namun, ia memperingatkan agar tidak berpikir itu hanyalah hasil dari stres karena sakit.

"Wanita mengalami banyak masa stres dalam hidup mereka, dan kami sadar bagaimana hal itu memengaruhi siklus kami. Biasanya jika ada sesuatu yang muncul di data saya, orang-orang akan melaporkannya karena hal itu di luar norma,” kata Lambert.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement