Selasa 26 Jan 2021 16:32 WIB

Ilmuwan Sebut Es di Bumi Mencair 65 Persen Lebih Cepat

Bumi kehilangan sekitar 28 triliun ton es antara tahun 1994 dan 2017.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Gunung es di Kutub Utara kerap mencair

Laju pencairan yang lebih cepat disebabkan oleh air dan badan udara yang lebih hangat, atmosfer dan lautan memanas masing-masing sebesar 0,26 ° C dan 0,12 ° C per dekade sejak 1980.  

Pencairan atmosfer adalah penyebab utama (bertanggung jawab atas sekitar 68 persen dari pencairan ekstra), dengan sisanya (32 persen) turun ke pencairan samudera. Distribusi geografis es di planet ini menjelaskan tingkat pencairan atmosfer yang lebih tinggi (tidak semua es bersentuhan dengan laut).

Semua elemen yang diselidiki dalam studi tersebut kehilangan es. Namun, kehilangan terbesar terjadi di es Laut Arktik (7,6 triliun ton) dan lapisan es Antartika (6,5 triliun ton). Gletser gunung kehilangan total 6,1 triliun ton es, lapisan es Greenland kehilangan 3,8 triliun ton. Sedangkan lapisan es Antartika kehilangan sekitar 2,5 triliun ton es. Ini menyumbang sekitar 35 milimeter kenaikan permukaan laut global. Tim tersebut menjelaskan bahwa setiap sentimeter kenaikan permukaan laut membuat sekitar satu juta orang berisiko kehilangan tempat tinggal karena air.

Menurut Dr. Isobel Lawrence, Rekan Peneliti di Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub di Leeds, hilangnya es laut tidak berkontribusi langsung pada kenaikan permukaan laut tetapi memiliki pengaruh tidak langsung.

"Salah satu peran kunci dari es laut Arktik adalah untuk memantulkan kembali radiasi matahari ke luar angkasa yang membantu menjaga Kutub Utara tetap dingin," kata  Dr. Lawrence.

Ia menuturkan, saat es laut menyusut, lebih banyak energi matahari diserap oleh lautan dan atmosfer, menyebabkan Kutub Utara memanas lebih cepat daripada di tempat lain di planet ini.  Hal ini tidak hanya mempercepat pencairan es laut, tetapi juga memperburuk pencairan gletser dan lapisan es yang menyebabkan permukaan laut naik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement