Kamis 21 Jan 2021 14:09 WIB

Apa Bedanya Masker FFP2, N95, dan KN95?

Di Jerman, beberapa negara bagian mewajibkan pemakaian masker FFP2.

Penggunaan masker jenis FFP2 menjadi sebuah keharusan di negara bagian Bayern
Foto:

Masalah penggunaan wajib masker FFP2

Persyaratan hukum memakai masker FFP2 di pasar swalayan atau angkutan umum dapat menyebabkan berbagai macam masalah, baik dalam pelaksanaan maupun pengendaliannya. Meskipun jelas bahwa masker FFP2 memberikan perlindungan lebih baik daripada masker bedah atau kain, masker ini hanya berfungsi secara maksimal jika digunakan dengan benar.

Semua masker semacam itu bisa dibuang. Bahkan jika memungkinkan untuk mensterilkannya dalam oven pada suhu 80 derajat Celcius, masker tersebut hanya dapat digunakan kembali beberapa kali.

Institut Federal Jerman untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (BAUA) misalnya, menekankan bahwa penggunaan kembali dan hanya dapat diindikasikan atau digunakan jika terjadi "kekurangan akut."

Kebanyakan orang mungkin tidak akan membeli masker baru setiap kali mereka bepergian dengan kereta, bus, atau pergi berbelanja - terutama karena harga masker berkualitas sudah mahal lantaran permintaan meningkat dan stok terbatas.

Persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja

Menurut aturan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di Jerman, karyawan yang sehat hanya boleh memakai masker selama 75 menit, setelah itu mereka berhak istirahat selama 30 menit.

Orang dengan kondisi khusus atau kecacatan yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit pernapasan atau menurunnya fungsi paru-paru juga sering kali tidak dapat memakai masker penyaring partikel karena alasan medis.

Pendekatan lain untuk masker yang lebih baik

Selain tiga jenis masker bersertifikat FFP, ada konsep lain untuk masker yang memiliki efek antivirus. Namun, benda ini tidak akan memenuhi persyaratan peraturan formal jika masker FFP2 menjadi sebuah kewajiban di ruang publik.

Salah satu gagasan tersebut adalah memanfaatkan tembaga, material yang digunakan rumah sakit, seperti pegangan pintu yang dimaksudkan untuk meminimalkan infeksi. Salah satu produsen memproduksi masker dengan jaring tembaga halus sebagai bahan filter.

Pendekatan lain yang digunakan di rumah adalah dengan menyemprotkan asam sitrat pada masker. Phil Sadler, pakar teknik mesin di Arizona Controlled Environment Agricultural Center mempromosikan ide ini di YouTube.

Sudah lama diketahui bahwa asam sitrat dapat melindungi diri dari virus norovirus, yang menyebabkan penyakit lambung dan usus. Misalnya, menggunakan jus lemon saat makan kerang bisa melindungi seseorang dari infeksi norovirus.

Produsen produk kebersihan AS Kimberly-Clark bereksperimen dengan jaringan wajah antiviral berbasis asam sitrat pada 1980-an dan 1990-an dengan tujuan untuk melawan flu dan flu musiman.

Sadler memberi tahu DW bahwa 41 tahun yang lalu dia juga berpartisipasi sebagai relawan dalam proyek penelitian terkait di McMurdo Antarctic Station. Selama 30 tahun terakhir, asam sitrat telah digunakan dalam masker standar N95 yang diproduksi di AS.

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement