Senin 18 Jan 2021 15:21 WIB

Matikan Kamera Saat Rapat Bisa Hemat Emisi Karbon Lho

Satu jam konferensi video atau streaming, menghasilkan hingga 1.000 gram karbon.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Menonton streaming (ilustrasi)
Foto:

Mereka menemukan Netflix mengambil porsi terbesar di ketiga kategori yakni emisi karbon, penggunaan air serta tanah. Mengakses Netflix artinya menggunakan sekitar 11 inci persegi tanah dan dua galon air per jam dan menghasilkan lebih dari 440 gram CO2. Netflix diikuti oleh Zoom, TikTok, WhatsApp dan Facebook.

Mereka menemukan semakin banyak video yang digunakan dalam sebuah aplikasi, semakin besar jejaknya di ketiga area tersebut. Sesuatu yang sederhana seperti menonton serial Netflix favorit dalam definisi standar, bukan definisi tinggi dapat menurunkan jejak hingga 86 persen.

Seorang ilmuwan di Yale MacMillan Center, Kaveh Madani mengatakan tanpa persetujuan pengguna, platform ini meningkatan jejak di lingkungan .

"Sistem perbankan memberitahu Anda dampak positif lingkungan dari penggunaan tanpa kertas, tetapi tidak ada yang memberi tahu Anda manfaat mematikan kamera atau mengurangi kualitas streaming Anda,” ujar Madani.

Madani bekerja sama dengan Roshanak Nateghi, seorang profesor teknik industri di Universitas Purdue, untuk melihat tidak hanya bagaimana jejak  tanah dan air bervariasi menurut platform, tetapi menurut negara. Mereka mengumpulkan data yang tersedia untuk umum, untuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Brasil, China, Prancis, Jerman, India, Iran, Jepang, Meksiko, Pakistan, Rusia dan Afrika Selatan.

Temuan mereka mengubah pemahaman tentang lanskap global dalam hal tanggung jawab lingkungan. Jerman biasanya disebut-sebut sebagai pemimpin dunia dalam energi terbarukan, misalnya, dengan jejak karbon jauh di bawah median global. Tetapi, para peneliti menghitung, jejak lahannya untuk produksi energi lebih dari dua kali lipat dibandingkan rata-rata global.

Di AS, pemrosesan dan transmisi internet menciptakan jejak karbon yang sekitar 10 persen lebih tinggi dari rata-rata dunia, tetapi jejak air dan tanah hampir setengahnya.

“Jika Anda hanya fokus pada satu jenis jejak, Anda akan melewatkan yang lain yang dapat memberikan gambaran yang lebih holistic tentang dampak lingkungan,” kata Nateghi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement