REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti di Universitas Oxford, Inggris mengubah karbon dioksida menjadi bahan bakar jet. Perocobaan ini dilakukan di laboratorium mereka menggunakan katalis berbasis besi baru. Ini merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk mengurangi jejak karbon dari perjalanan udara.
“Perubahan iklim semakin cepat dan kami memiliki emisi karbon dioksida yang sangat besar,” kata Peneliti Senior di Departemen Kimia Oxford, Xiao dikutip dari newsmax.com, Rabu (23/12).
Dia mengatakan proses ini dapat membantu meringankan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Ia menambahkan dengan menggunakan metode pembakaran organik, para peneliti dapat menambahkan panas ke asam sitrat, hidrogen dan katalis yang terbuat dari besi, mangan dan kalium menjadi CO2.
"Hal ini menghasilkan cairan yang akan menjadi bahan bakar jet. Tetapi mereka hanya mampu menghasilkan beberapa gram zat tersebut," kata dia.
Sementara itu, Profesor Teknik Mesin dan Kimia di Universitas Dayton Joshua Heyne mengatakan hal ini memang terlihat berbeda dan sepertinya bisa berhasil. Peningkatan skala selalu menjadi masalah dan ada kejutan baru saat beralih ke skala yang lebih besar.
"Namun dalam hal solusi jangka panjang, gagasan ekonomi karbon sirkular jelas merupakan sesuatu yang bisa terjadi di masa depan," kata dia.
Diketahui, jejak karbon industri perjalanan udara saat ini menyumbang 12 persen dari semua emisi CO2 yang terkait dengan transportasi.