Kamis 14 Jan 2021 16:11 WIB

Mengapa WHO Tetapkan Efikasi Vaksin Covid Hanya 50 Persen?

Bahkan hanya 50 persen pun sudah bisa membuat perubahan keadaan pandemi.

Petugas kesehatan menunjukkan vaksin COVID-19 di Puskesmas Merdeka, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (14/1/2021). Sebanyak 1,2 juta tenaga kesehatan yang selama ini menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, menjalani vaksinasi Covid-19 tahap pertama yang dimulai Rabu (13/1).
Foto:

Mengapa WHO menerapkan tingkat efikasi 50 persen?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar vaksin dalam dokumen yang disebut dengan Target Product Profile (TPP). Dalam TPP ini ada beberapa ukuran standar yang dipenuhi berkenaan dengan efikasi, masa perlindungan, dosis pemberian dan kondisi penyimpanan vaksin.

Dokumen itu menyebutkan WHO menghendaki tingkat efikasi 70 persen dengan minimun yang harus dicapai 50 persen.

Jodie McVernon, Direktur Bidang Epidemiologi dan Penyakit Menular di Doherty Institute, Melbourne, mengatakan dunia saat ini sedang dalam keadaan "darurat".

Menurutnya target 50 persen yang diterapkan WHO itu menunjukkan "keadaan yang sedang kita hadapi sekarang ini". Dan, otoritas di seluruh dunia berusaha mencari sesuatu yang bisa membantu mengatasinya.

"Yang kita lihat sekarang adalah sistem layanan kesehatan yang kewalahan, kondisi ekonomi yang memburuk dengan dampak sosialnya dan banyaknya kematian," kata Dr McVernon.

"Tujuan kami adalah membuat pandemi ini bisa dikontrol semaksimal mungkin, khususnya di bagian dunia yang parah saat ini, sementara kita terus belajar mengenai vaksin tersebut."

Target minimun tersebut juga sudah disetujui oleh regulator bidang kesehatan di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Uni Eropa.

Sejauh ini bagaimana tingkat efikasi yang ada?

Yang sudah diketahui adalah beberapa vaksin sudah disetujui penggunannnya di beberapa negara Barat dan memiliki tingkat efikasi di atas 50 persen.

Vaksin Pfizer di tingkat 95 persen, Moderna 94,5 persen, dan Oxford-AstraZeneca sekitar 70.4 persen. Di awal November, pengembang vaksin Sputnik V Rusia mengatakan vaksin mereka memiliki tingkat efikasi 92 persen, berdasarkan analisa dari 20 kasus COVID-19 dari sekitar 16 ribu relawan yang terlibat dalam uji klinik tahap ketiga.

Sementara itu beberapa vaksin COVID-19 dari China memiliki beberapa tingkat efikasi berbeda tergantung hasil analisa dari beberapa negara.

Perusahaan China Sinopharm memiliki vaksin dengan tingkat efikasi 79,34 persen, namun Uni Emirat Arab melaporkan tingkat efikasinya 86 persen bulan lalu. Vakin yang dikembangkan China lainnya, Sinovac mencatat tingkat efikasi 50,4 persen dari pihak berwenang di Brasil.

Indonesia dan Turki mencatat tingkat efikasi yang berbeda dalam ujicoba Sinovac, namun datanya kecil sehingga sulit dijadikan patokan.

Sebelum data mengenai tingkat efikasi ini dikeluarkan, Anthony Fauci, Direktur Pusat Penyakit Menular Amerika Serikat mengatakan jika berharap tingkat efikasi yang tinggi mungkin terlalu muluk.

"Saya percaya kita akan mendapat vaksin yang efektif. Namun kita tidak tahu apakah akan 50 persen atau 60 persen. Mudah-mudahan, saya maunya 75 persen atau lebih, namun kemungkinan untuk bisa mencapai 98 persen kecil sekali," kata Fauci.

Dengan adanya vaksin yang memiliki tingkat efikasi 90 persen, Dr McVernon mengatakan ini kabar yang bagus dan itu sudah melampaui harapan.

"Bahkan dengan vaksin mencapai 50 persen saja sudah akan membuat perbedaan besar." kata Dr McVernon.

sumber : ABC.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement