Selasa 12 Jan 2021 17:12 WIB

Pasien ICU Covid-19 Berisiko Tinggi Alami Disfungsi Otak

Sebagian dari pasien ICU mengalami koma dan delirium.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 di ICU rumah sakit. Rata-rata kasus delirium dan koma ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena gagal napas akut.
Foto:

Para ilmuwan percaya bahwa Covid-19 dapat memengaruhi pasien dengan beban disfungsi otak akut yang lebih tinggi. Namun, mereka juga mencatat bahwa faktor perawatan pasien, termasuk tekanan yang ditimbulkannya, turut memainkan peran penting.

Sebagai perbandingan, pasien yang rutin menerima kunjungan keluarga berisiko 30 persen lebih rendah untuk mengigau. Sebaliknya, pasien yang menerima infus sedatif benzodiazepin berisiko 59 persen lebih tinggi mengalami delirium.

Sehubungan dengan kasus demikian, para ilmuwan yakin banyak terjadi pengabaian protokol klinis selama perawatan pasien Covid-19. Dalam temuan mereka, sejumlah ICU kembali ke praktik sedasi yang tidak sejalan dengan pedoman praktik ideal.

Laporan awal menunjukkan bahwa disfungsi paru-paru yang terlihat pada pasien Covid-19 membutuhkan teknik manajemen tertentu, termasuk sedasi dalam. Dalam prosesnya, langkah-langkah pencegahan utama terhadap disfungsi otak akut agak diabaikan.

Tim menganalisis karakteristik pasien dari catatan kesehatan elektronik dan praktik perawatan serta temuan penilaian klinis. Hasilnya, 90 persen pasien memiliki ventilasi mekanis invasif di beberapa titik selama rawat inap dan 67 persen pada hari masuk ke ICU.

Penulis senior studi, Pratik Pandharipande, mengatakan bahwa sebagian besar periode disfungsi otak akut yang berkepanjangan sebenarnya dapat dihindari. Tim ICU terutama perlu kembali ke tingkat sedasi yang lebih ringan untuk pasien ini.

Caranya, dengan melakukan frequent awakening dan uji coba pernapasan, juga kunjungan yang aman secara langsung atau virtual. "Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa situasi pasien berubah setelah penelitian kami berakhir," ungkap Pandharipande.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement