Selasa 12 Jan 2021 17:12 WIB

Pasien ICU Covid-19 Berisiko Tinggi Alami Disfungsi Otak

Sebagian dari pasien ICU mengalami koma dan delirium.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien Covid-19 di ICU rumah sakit. Rata-rata kasus delirium dan koma ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena gagal napas akut.
Foto: AP/Jorge Saenz
Pasien Covid-19 di ICU rumah sakit. Rata-rata kasus delirium dan koma ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena gagal napas akut.

REPUBLIKA.CO.ID, NASHVILLE -- Pasien Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) pada bulan-bulan awal pandemi menunjukkan risiko tinggi disfungsi otak. Menurut sebuah studi, sebagian dari pasien ICU tersebut mengalami koma dan delirium.

Koma merupakan istilah untuk kondisi tidak sadar dalam waktu panjang. Sementara, delirium merupakan gangguan serius pada kemampuan mental yang menyebabkan kebingungan dan kurangnya kesadaran akan lingkungan sekitar.

Baca Juga

Studi yang dipublikasikan di jurnal The Lancet Respiratory Medicine itu melacak kasus delirium dan koma pada lebih dari 2.000 pasien Covid-19 yang dirawat sebelum 28 April 2020. Mereka ditangani di 69 unit perawatan intensif di 14 negara.

Rata-rata kasus delirium dan koma ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena gagal napas akut. Pilihan obat penenang dan pembatasan kunjungan keluarga turut berperan dalam meningkatkan disfungsi otak akut pada pasien.

Riset yang digagas oleh Pusat Medis Universitas Vanderbilt di Nashville, Amerika Serikat, itu memaparkan, ada 82 persen pasien dalam penelitian mengalami koma selama rata-rata 10 hari. Sebanyak 55 persen persen mengigau selama rata-rata tiga hari.

"Ini dua kali lipat dari apa yang terlihat pada pasien ICU non-Covid," kata salah satu penulis studi, Brenda Pun, seperti dikutip dari laman Times Now News, Selasa (12/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement