Selasa 12 Jan 2021 11:24 WIB

Astronom Amati Proses Kematian Galaksi

Galaksi kehilangan sekitar 10 ribu gas seukuran Matahari setiap tahun.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi (ilustrasi).
Foto:

Bukti tabrakan tersebut ditemukan dalam bentuk "ekor pasang surut" - aliran panjang bintang dan gas yang meluas ke ruang antarbintang. Petunjuk seperti itu biasanya terlalu redup untuk dilihat di galaksi yang jauh. Tetapi para peneliti menangkapnya walau secara tidak sengaja.

Kematian galaksi terjadi saat materi pembentuk bintang terlempar ke luar angkasa, meninggalkannya tanpa materi yang diperlukan untuk membuat bintang baru. Hingga saat ini, sebagian besar astronom percaya bahwa hal itu terjadi sebagai akibat angin yang meletus saat bintang terbentuk, dan lubang hitam yang berada di tengah galaksi.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan tabrakan semacam itu dapat membunuh mereka juga. Makalah baru juga menunjukkan kedua peristiwa tersebut dapat dengan mudah bercampur.

Dengan demikian, penelitian sebelumnya yang tampaknya mengarah ke angin sebenarnya telah mengamati ekor pasang surut selama ini. Penelitian ini dilaporkan dalam makalah baru yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement