Kamis 07 Jan 2021 17:57 WIB

Bolehkah Dosis Kedua Vaksin Corona Diberikan Lebih Lambat?

Wacana penundaan dosis kedua vaksin covid-19 memicu diskusi panas di Uni Eropa.

Prof. Dr. Peter Kremsner, direktur Institut Kedokteran Tropis di Universität Tübingen juga melihat adanya ruang gerak terkait interval pemberian dosis kedua ini. Menurut dia, wacana dari Inggris itu sangat logis.

Seperti pada vaksinasi lainnya, pemberian dosis kedua kemungkinan masih bagus, jika diberikan dua sampai tiga bulan sesudah dosis pertama, yang menunjukkan keampuhan tinggi. "Jika efek vaksinasi pertama tidak cepat menghilang, vaksinasi kedua bisa diberikan dengan interval lebih panjang, misalnya setelah enam bulan. Ini yang belum kita ketahui. Pada vaksin lainnya, hal semacam itu juga sudah dilakukan", ujar Kremsner.

Leif Erik Sander, ketua kelompok peneliti imunologi infeksi dan riset vaksin di rumah sakit Charité Berlin, menurut "Science Media Center" mendukung "fleksibilitas interval vaksinasi". Pada vaksin BioNTech-Pfizer, interval tiga minggu, secara imunologi dipandang sebagai batas minimal.

"Kita punya ruang gerak lebih luas," papar Sander.

"Vaksinasi kedua bisa dengan mudah dan tanpa masalah agak diundur waktunya. Kami tidak melihat ada penurunan signifikan keampuhannya".

Pakar imunologi itu juga menegaskan, ini merupakan strategi sementara waktu. Dan sangat penting diperhatikan, semua yang mendapat dosis pertama vaksin, harus mendapat dosis kedua.

Sander juga menunjukkan, dosis kedua vaksin buatan Astra Zeneca/Oxford akan diberikan setelah enam minggu. "Data dari Astra Zeneca/Oxford menunjukkan, booster yang diberikan lebih lambat justru memperkuat jawaban antibodi. Fenomena ini dikenal dari riset lainnya, misalnya vaksin Ebola," pungkas Sander daam wawancara dengan surat kabar Jerman Die Welt.

sumber: https://www.dw.com/id/dosis-kedua-vaksin-corona-bisa-diberikan-lebih-lambat/a-56145449

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement