Kamis 07 Jan 2021 17:57 WIB

Bolehkah Dosis Kedua Vaksin Corona Diberikan Lebih Lambat?

Wacana penundaan dosis kedua vaksin covid-19 memicu diskusi panas di Uni Eropa.

Pfizer mendasarkan pada data uji klinis fase tiga yang hanya meneliti seefektif apa vaksin setelah memberikan dua dosis dalam jarak waktu terpaut tiga minggu. Walau diketahui, sebagian sudah membangun reaksi pertahanan tubuh setelah 12 hari pemberian dosis pertama, tapi tidak ada data mengenai jangka waktu setelah tiga minggu.

President Paul-Ehrlich-Instituts (PEI), Professor Dr. Klaus Cichutek, juga menyatakan tetap akan bertahan pada lampiran data yang sudah ada, terkait keampuhan dan keamanan vaksin bersangkutan.

Interval pemberian vaksin yang fleksibel

Thomas Mertens, ketua komisi tetap vaksinasi Jerman (STIKO) pada Robert-Koch-Institut (RKI), sebaliknya menanggapi positif wacana dari Inggris itu. "Karena interval antara kedua vaksinasi, kemungkinan besar bisa variabel dalam batasan lebih panjang, dan perlindungan setelah dosis pertama juga sudah cukup bagus, sangat patut dipertimbangkan, pada saat kelangkaan pasokan vaksin, prioritas ditekankan pada pemberian vaksin dosis pertama," tegas Mertens.

Pakar virologi Hendrik Streeck, juga mendukung wacana Inggris itu. "Data menunjukkan, setelah pemberian vaksin pertama, separuh dari orang yang divaksinasi sudah mendapat perlindungan dari gejala sakit berat. Jika dosis kedua vaksin diberikan dengan interval lebih panjang, artinya kontingen dosis pertama vaksin bisa mencapai kapasitas dua kali lipatnya," tegas Streeck.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement