REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Eropa (ESA) baru-baru ini dikabarkan menandatangani kontrak bersama startup Swiss, ClearSpace SA. Kontrak pada perusahaan tersebut dikabarkan bernilai 102 juta dolar AS (sekitar Rp 1,4 triliun) dengan misi untuk menghilangkan satu bagian besar sampah luar angkasa dari orbit Bumi.
Mengutip BGR Senin (30/11), misi dari ClearSpace-1, akan diluncurkan pada 2025 dan berupaya untuk menjatuhkan adaptor muatan Vespa (Vega Secondary Payload Adapter). Objek itu, adalah bagian dari peluncuran roket yang mengirim satelit ke luar angkasa.
Misi ClearSpace-1 akan menargetkan Vespa. Objek ini tertinggal di orbit pembuangan bertahap sekitar 801 km dengan ketinggian 664 km, sesuai dengan peraturan mitigasi puing-puing ruang angkasa, setelah penerbangan kedua Vega pada tahun 2013. Dengan massa 112 kg, target Vespa diperkirakan hampir sama dengan satelit kecil.
Dikabarkan, ketika satelit itu berhasil mencapai tujuan yang dituju pada 2013 silam, adaptor muatan tersebut diklaim mengorbit di Bumi pada waktu yang sama. Untuk saat ini, ESA berniat untuk membuangnya. Menurut ESA, meski ukurannya sebesar "satelit kecil" sampah tetap harus dibersihkan.
Menurut para ahli, masalah sampah antariksa memang dapat diselesaikan dengan cepat jika objek yang tidak diinginkan mengorbit di Bumi secara melambat. Pelambatan itu akan membuat sampah luar angkasa tersebut jatuh ke atmosfer dengan sendirinya.
Namun, dalam sebagian besar kasus, gesekan intens benda-benda yang bertemu dengan atmosfer Bumi akan menghancurkannya sepenuhnya. Sehingga, tujuan dari banyak upaya pembersihan sampah antariksa konseptual difokuskan pada fakta ini. Utamanya, proposal masa lalu yang telah memasukkan sistem jaring yang akan mengambil puing-puing ruang angkasa dengan berbagai ukuran dan menyeretnya ke atmosfer di mana mereka akan dihancurkan.
Jika ClearSpace dapat melakukannya, itu akan menjadi pencapaian besar, tetapi juga akan menjadi langkah terkecil menuju tujuan menyeluruh untuk benar-benar membersihkan langit.